Analogi perbandingan : Misuh-misuh dan Hari Ibu

Sebagai orang dengan karekteristik sanguin-plegmatik, saya menyadari kondisi saya yang sering mengalami perubahan mood. Semalam ada hal yang sebenarnya sangat sepele namun pada akhirnya sukses membuat mood saya tidak karuan. Hanya karena untuk suatu hal yang (okelah, menurut saya) bukan sebuah kesalahan, baik untuk saya maupun untuk teman saya itu. It’s fine kejadian tadi sore hanya masalah posisi dan waktu, sayangnya dengan sangat menyesal saya tidak bisa secara gamblang menjelaskan persoalan itu disini. Pada intinya saya hanya mencoba meminta maaf atas perihal posisi dan waktu yang tidak tepat itu, dengan harapan teman saya menemukan moodnya kembali. Mungkin ini salah satu kesalahan penyimpulan atas kondisi teman saya saat itu karena saya menyimpulkan mood teman saya sedang dalam kondisi tidak baik itu hanya berdasarkan sms pendek.


Dan yang jadi merusak mood saya adalah, permintaan maaf saya tidak digagas sedikitpun. Bahkan tidak ada pertanyaan kenapa saya meminta maaf. Untuk sesuatu yang saya kira tidak fatal-fatal amat, untuk sesuatu yang tidak saya sengaja terjadi saat itu.


Hingga pada akhirnya saya sms-an dengan salah seorang teman yang tumben-tumbennya sempat sms saya, padahal hari berikutnya dia ada Responsi Fisiologi Tumbuhan yang konon materinya seabreg jegreg. Tiba-tiba kami sampai pada topik tentang “blog”. Saya yang baru saja membaca blognya sampai geleng-geleng kepala melihat tulisan teman saya tersebut, isinya dia sedang misuh-misuh meluapkan emosi karena kekecewaannya pada seorang teman. Saya membatin, ternyata bukan saya saja yang sedang ingin misuh-misuh. Dari sini saya dapat sedikit menyimpulkan, terkadang orang memang perlu meluapkan emosi dan kekecewaannya dalam bentuk yang tepat sebelun semuanya itu terlanjur meledak dan menimbulkan hujan abu yang mengancam keamanan dan kenyamanan berbagai pihak. Hehehehe. Ya, salah satu bentuk itu adalah dengan tulisan. Bukan dengan sembarangan memuntahkan larva pijar ke segala penjuru dunia.


Hari ini, 22 Desember, kalian pasti tahu sekarang adalah Hari Ibu. Memperbandingkan teman saya yang baru misuh-misuh, saya yang kena misuh-misuh, atau saya yang sedang ingin misuh-misuh dan Hari Ibu sepertinya adalah sesuatu yang tidak sinkron. Tapi saat ini, hal itulah yang ada di dalam hati kecil ini. Saya teringat ibu saya di rumah, yang begitu memahami saya. Yang tak memerlukan kata maaf dari saya meskipun banyak alasan untuk saya harus mengucapkan kata maaf kepadanya. Yang dengan sabarnya selalu mengatakan “Yo wes ra popo, ojo dibaleni maneh”, meskipun sebenarnya itu juga merupakan pengulangan kesalahan yang sama. Saya mencoba memposisikan diri saya pada posisi ibu saya, kalau misalnya saya punya anak seperti saya sekarang ini kira-kira seberapa sering saya misuh-misuh ya? Jangan-jangan isi blog saya ini penuh dengan topik tentang misuh-misuh? Apa yang akan saya lakukan seandainya saya punya anak yang suka ngeyel, mood-moodan, berisik, suka tidur, makan mlulu, kerjaannya minta beliin pulsa terus, nonton TV tak tahu waktu, sms-an mlulu, dan lain sebagainya yang pada intinya menimbulkan mood saya berubah-ubah?


Sampai sejauh yang saya berhasil ingat, saya bisa mengajukan hipotesis bahwa saya masih jauh dari karakteristik “anak manis” yang ibu saya ajukan. Tapi sampai saat ini saya belum pernah tahu ibu saya misuh-misuh karena target yang diharapkannya belum nampak tercapai. Yang ada malah saya yang kelihatan manyun-manyun ketika merasa target ibu saya terlalu besar untuk saya. Meskipun demikian saya tak pernah memiliki alasan untuk misuh-misuh pada ibu saya, betapapun saya menginginkannya. Dan saya tahu betapa pun saya bertingkah polah menyebalkan pada ibu saya, ibu saya tak akan sampai hati misuh-misuh pada saya. Kalaupun saya sudah kelewatan, dia aka menasehati dengan cara yang lain, meskipun kadang saya merasa itu adalah sebuah kemarahan, tapi saya rasa itu bukan hal utama yang ingin ditunjukkan beliau. Untuk itu, saya bersyukur memiliki beliau.


Dan untuk sesuatu yang dengan mudahnya saya anggap telah sempat merusak mood saya, hal itu tidak perlu dijadikan alasan untuk misuh-misuh berkepanjangan. Saya tahu tidak ada faktor kesengajaan. Dan saya rasa ketika saya sudah melakukan apa yang menjadi bagian saya saat ini, itu sudah cukup.


Pada intinya, saya tidak bisa selalu melihat segala sesuatu yang terjadi di sekitar saya hanya berdasarkan kacamata pribadi saya. Saya hidup di tengah-tengah komunitas yang berada di luar kontrol saya, dengan free will yang dianugerahkan pada masing-masing mereka. Mereka mempunyai kontrol terhadap diri mereka. Mereka memegang kemudinya sendiri, dan kalaupun suatu saat terjadi benturan, itu bukanlah hal yang saya yakin tidak disengaja, tidak kita harapkan.


Ketika saya sudah mengatur posisi saya pada ruang yang tepat dan waktu yang tepat, maka itulah saat dimana saya sudah melakukan bagian saya. Kalaupun saya berada pada posisi yang salah di waktu yang salah, itu tidak mungkin saya sengaja. Kalaupun ada yang menganggap ketidaktepatan itu sebagai sebuah bentuk kesengajaan, saya minta maaf untuk itu. Saya akan belajar mengatur posisi lebih baik lagi.


Akhir kata, selamat hari Ibu...


*Terinspirasi dari ibu saya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

The (Golden) Angels

Bukan hanya saya saja. Tapi kita. Bukan hanya kita saja. Tapi kita bersama. Dan saya tahu ketika kita bersama maka pasti ada hal-hal luar biasa yang dapat kita lewati dengan sukacita.

Meskipun pada akhirnya kita tetap harus berjalan di atas kaki kita sendiri, tapi kita masih punya jalan yang cukup luas untuk kita lewati bersama. Jalan yang dapat kita lalui dengan berjejer beriringan seraya bergandengan tangan ketika mungkin ada satu dua kaki yang mulai layuh untuk terus menapaki liku-liku persimpangan ini. Jalan yang cukup lebar tanpa kita takut untuk tertawa lepas ketika tak ada alasan yang cukup masuk akal untuk berbahagia ketika tugas-tugas kuliah seolah menggunung tinggi.

Kalian adalah salah satu alasan kenapa saya masih merasakan ringannya melangkahkan kaki di atas rentetan kerikil tajam ini. Kalian adalah salah satu alasan kenapa saya masih bisa tetap menyanyikan sederet melodi bahkan ketika hati saya kadang serasa tak mampu membedakan nada-nada harmoni yang merdu.

Kita memang berbeda. Mungkin tidak sangat berbeda. Tapi juga bukan sedikit berbeda. Terlepas dari semua itu, kita punya persamaan. Yeah, kita selalu memperbandingkan kisah cinta masing-masing. Kamu yang sedang bingung karena mantan pacarmu yang notabene adalah cinta pertamamu menyatakan cinta kembali setelah sekian lama menghilang. Padahal saat ini kamu dalam posisi sudah mempunyai cinta yang lain tapi kamu juga tidak ingin melepas cinta pertamamu.

Atau kamu yang yang sudah mempunyai pacar yang suka putus-nyambung-putus-nyambung, dan saat ini kamu sedang dekat dengan orang lain yang kamu anggap begitu menawan, dia pernah menyakitimu, namun akhirnya menyatakan cintanya padamu, tapi anehnya lamu malah menolak cintanya. Tapi tambah aneh lagi kamu malahan jadi susah lepas darinya, hingga kamu tahu ternyata kamu juga adalah calon selingkuhannya. Dengan kata lain, ternyata cowok idaman lainmu itu ternyata juga punya cewek idaman lain alias in-relationship-with.. Hahahaha.

Atau kamu yang pernah kami pergoki berantem dengan pacarmu karena masalah sepele- dengan senjata utama berupa sandal selop- saat hujan melanda dan pada kondisi kritis dimana kita hendak menghadapi ujian mematikan yang butuh penalaran ekstra ditambah dosen killer yang sebenarnya tidak killer-killer amat kalau kami mau peduli.

Atau kamu yang begitu banyak melakukan kegokilan dengan begitu banyak menjadikan cowok-cowok alim sebagai mantan calon kandidat pendamping hidup yang akan datang melamarmu kelak dengan menunggang kuda putih.

Atau saya sendiri yang menurut kalian saat ini sedang bimbang tentang kondisi hati saya yang sebenarnya. Tentang seseorang yang sebenarnya tidak kalian restui dekat dengan saya karena dia bukan tipe orang setia, cemen, plin-plan dan suka tepe-tepe menurut kalian,tapi kalian selalu saja menanyakan perkembangan yang mungkin terjadi di antara kami dengan mata yang berbinar-binar dan sesekali bilang “cape deh” ketika saya telah usai mendongeng.

Begitulah kita, dengan kerumitannya masing-masing. Kerumitan yang kadang malah menjadi bahan tertawaan kita. Keruwetan yang kadang juga bisa membuat kita menangis sesenggukan bersama. Sesuatu yang unik ketika kita memperjuangkan hal yang salah seperti selingkuh atau mendua hati hanya karena kita ingin melihat sebuah senyum bahagia seorang sahabat, atau ketika kita mengojok-ojoki salah satu dari kita untuk segera putus hanya gara-gara sang pacar bertindak tidak mengenakkan di salah satu situs jejaring sosial.

Sesuatu yang konyol juga ketika kita berniat merekrut para asisten praktikum ke dalam suatu grup yang kalian namakan “The Golden Angels”, sampai kita semua tertawa guling-guling karena ternyata si asisten sudah mendengar kemasyuran grup tersebut di kalangan angkatan kita. Wuakakaka. Atau kekonyolan ketika virus ngantukan mulai bergiliran menyerang kita saat kuliah sedang berlangsung sehingga tak jarang foto-foto-semacam-orang-semedi-mencari-wangsit-dengan-khusyuk lantas beredar tatkala kuliah telah bubar. Atau hal-hal yang sengaja dibuat konyol semacam mencari perhatian ketika salah satu dari antara kita maju untuk menyampaikan presentasi sehingga tak jarang audiens heboh tertawa, bukan karena kelucuan kita, tetapi lebih karena kita terlalu memposisikan diri seperti di hutan, tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas, tanpa tahu apa yang lucu sebenarnya.

Begitulah. Pada intinya, kita sama dalam penerimaan. Mungkin memang itulah adanya, persahabatan adalah sebuah penerimaan. Kalian adalah salah satu alasan besar yang bisa saya terima untuk terus menatap jalanan panjang di depan dengan senandung riang yang saya harap akan terus mengalun lembut.

Dedicated to : First Daughter, Second Daughter, Third Daughter and Unyut :-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Seperti Bintang

Saya seumpama bintang dan kamu adalah planet dimana saya memusatkan garis orbital saya. Saya seumpama bintang yang menyinari setiap detail lapisan atmosfermu. Dan saya seumpama bintang yang pergerakannya diatur oleh gravitasimu.

Saya harus menyadari realita bahwa tidak hanya saya saja yang nyata-nyata menjadi satelitmu. Tidak hanya saya saja yang nyata-nyata menjadi sumber cahaya sehingga bagian dari dirimu mengalami siang. Tidak hanya saya saja yang nyata-nyata menganggap kamu layak menjadi salah satu yang terbaik untuk menjadi arah dalam setiap gerakan revolusi kami. Tidak hanya saya saja yang nyata-nyata menganggap setiap permukaan daratanmu adalah suatu bagian yang manis ketika sebagian dari kami berhadapan denganmu.Saya harus menyadari realita bahwa sebanyak apapun saya berevolusi mengitarimu itu tidak lantas membuatmu menjadikan saya sebagai satu-satunya bintang. Atau bahkan bintang sejatimu. Sebab kamupun adalah planet yang bebas. Bebas mendapat cahaya dari bintang manapun. Bebas menjadi pusat revolusi bintang lain. Bebas mendapatkan energi dari bintang lain. Dari bintang-bintang di sekitarmu. Dan juga dari bintang di sekitar saya.

Mungkin saat ini cahaya saya sedang terhalang oleh bintang lain. Saya tidak bisa menyimpulkan bahwa bintang itu lebih terang atau tidak. Lebih besar atau tidak. Lebih jauh atau tidak. Yang jelas saya bukan satu-satunya. Dan hal ini kadang menimbulkan pertanyaan besar bagi saya : “Untuk apa saya harus terus bersinar untukmu jika tanpa saya pun kamu masih bisa mengalami hangatnya siang dan indahnya malam? Untuk apa saya terus bercahaya untukmu jika ternyata kamu bahkan tidak tahu asal cahaya yang menjadi sumber terangmu? Untuk apa saya terus berputar-putar mengelilingimu jika ternyata setiap pengenalan saya akan setiap bagian dirimu tidak cukup menjadikanmu mengerti bahwa saya adalah bintang yang selalu ada bahkan ketika kamu merasa kehadiran saya tidak begitu berarti apa-apa?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut seolah membuat saya merasa sia-sia untuk terus berotasi dan berevolusi seraya memboroskan energi saya. Namun demikian saya merasa heran. Kenapa saya masih saja terus bersinar dan bercahaya untukmu. Mengapa saya masih saja memusatkan orbital saya kepadamu. Mengapa saya bahkan tidak bisa berhenti ketika saya merasa benar-benar membutuhkannya barang sejenak.Ya, saya benar-benar tidak bisa berhenti.

Hingga pada suatu saat ketika ada benda asing besar dan gelap di antara kita, yang membuatmu kehilangan akses langsung mendapatkan cahaya ini, ketika cahaya ini tidak bisa seutuhnya memberikan siang bagimu meskipun sebagian dirimu mendapatkan siang dari bintang lain, saya baru benar-benar dibuat mengerti. Saya baru mengerti bagaimana rasanya menjadi benar-benar sia-sia. Saya masih saja bersinar tetapi sinar itu tidak sampai kepada siapapun. Saya baru menyadari betapa saya memang butuh bersinar. Betapa saya memahami bahwa saya memang harus menjadi cahaya sekalipun itu tak berarti apa-apa untukmu.

Saya melihat bahwa tanpa saya pun kamu masih bisa menjadi planet yang normal, tidak kekurangan apapun. Kalaupun kamu mengalami siang itu semua bukan semata-mata karena cahaya ini. Kalaupun malam-malammu tidak sepenuhnya gelap itu semua juga bukan semata-mata karena cahaya ini.Namun adalah pukulan yang sangat besar bagi saya ketika saya masih bisa terus bersinar dan bercahaya namun akhirnya cahaya itu tidak memberikan dampak bagi kamu. Bagi planet yang posisinya selalu memberi arah pergerakan saya. Kesimpulannya, memang saya yang butuh tetap bercahaya untukmu, bukan kamu yang seutuhnya mesti membutuhkan saya.

Untuk itu saya bersyukur ketika ternyata saya masih tetap boleh bercahaya meskipun tak dipandang. Saya bersyukur untuk keputusan yang telah ditetapkan bagi saya ketika saya memang harus menjadi bintang yang bercahaya, yang sinarnya menjadi penambah semangat bagi pihak lain. Saya tahu saya tidak pernah sendiri. Saya masih punya matahari yang nyata-nyata memberi kehangatan sehingga bagian dari diri saya tidak seutuhnya berupa dataran es. Yang nyata-nyata masih selalu menarik saya ke dalam keteraturan gravitasinya. Yang nyata-nyata memberikan saya arah agar tetap berada dalam orbital saya. Saya tahu bahwa saya tidak sepenuhnya bercahaya sendirian. Saya masih selalu akan punya matahari yang pasti selalu membantu saya menyinarimu ketika saya merasa cahaya saya mulai redup dan gerakan saya mulai lambat. Saya benar-benar bersyukur untuk itu. Saat ini mungkin saya bukan bintang sejatimu. Saya bahkan tidak tahu apakah kelak orbital ini akan berubah mengitari planet lain atau tidak. Apakah kelak ada planet lain yang menarik saya ke dalam gravitasinya atau tidak. Sekali lagi, saya adalah bintang dan kamu adalah planet yang bebas. Sesederhana itu. Saya diciptakan sebagaimana adanya saya untuk bersinar bagimu, dan saya tidak akan pernah menyesalinya.


Saat ini mungkin saya belum menjadi bintang sejatimu. Dan bagi saya hal ini adalah kesempatan bagi saya untuk terus belajar bersinar terang sejauh mungkin. Mungkin tidak hanya untukmu tapi juga untuk planet-planet lain di sekitar saya. Juga belajar untuk memposisikan diri pada garis yang mantap kalau-kalau suatu saat ada planet yang padanya saya harus berujung. Untuk suatu planet yang mungkin disana sinar saya lebih terang dan bercahaya. Untuk suatu planet yang mungkin akan menyanyikan bait lagu ini untuk saya.

"Seperti bintang, indah matamu

Andaikan sinarnya, untuk aku

Seperti ombak debar jantungku, menanti jawabanmu"


By Yovie and The Nuno

*Terinspirasi oleh penggalan lagu tersebut ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

ORDO CHAMAESIPHONALES

Ordo Chamaesiphonales termasuk dalam alga hijau-biru, yaitu pada Divisi Cyanophyta dan kelas Cyanophyceae, merupakan alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora. Benang – benang itu dapat putus – putus merupakan hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk dari isi sel (endospora) setelah keluar dari sel induknya spora dapat menjadi tumbuhan baru.

Ordo Chamaesiphonales dibagi menjadi 3 famili yaitu :

1.Famili Pleurocapcaceae

a. Xenococcus

Bulatan sel dari Xenococcus menempel pada filamen alga, mereka mengalami pembelahan
anticlinal untuk meningkatkan ukuran dari koloni (uniseluler-kolonial), koloni menempel pada substrat. Setiap sel dapat memproduksi banyak endospora dan disebut baeocyt yang membedakan mereka dari spora bakteri. Endospora dari beberapa ganggang hijau – biru mungkin bersifat motil untuk periode yang singkat.

Sel kurang lebih oval, tidak teratur, poligonal dengan sudut dibulatkan, atau di lapisan atas koloni sedikit pyriform, berwarna, biasanya sedikit berlapis, ketat, sarung mucilaginous; isi sel biru-hijau, kelabu atau kemerahan. Divisi sel yang tak beraturan, dalam arah yang lebih tegak lurus pada substrat, tetapi kemudian juga melintang (sejajar dengan substrat); sel tidak tumbuh menjadi bentuk asli sebelum pembagian berikutnya. Dari sel-sel di bagian atas koloni muncul kadang-kadang nanocytes, yang berfungsi terutama untuk reproduksi.
Dapat juga menempel pada substrat yang berbeda (batu, alga, tanaman air) dalam biotop air yang berbeda, beberapa spesies dikenal dari alpine sungai, salah satu dari pesisir laut. Banyak spesies mungkin daerah khusus distribusi.

Contoh Spesies :
Xenococcus acervatus Setchell & NLGardner S acervatus
Xenococcus Setchell & NLGardner S
Xenococcus alpinus Emoto & Yoneda C
Xenococcus alpinus Emoto & Yoneda C
Xenococcus angulatus Setchell & Gardner C
Xenococcus angulatus Setchell & Gardner C
Xenococcus bicudoi G.Montejano, M.Gold & J.Komárek C
Xenococcus bicudoi G. Montejano, M. Gold & J. Komárek C
Xenococcus britannicus West & FEFritsch S Britanicus
Xenococcus Barat & FEFritsch S
Xenococcus candelariae R.Tavera & J.Komárek C
Xenococcus candelariae R. & J. Tavera Komárek C
Xenococcus chaetomorphae Setchell & Gardner S
Xenococcus chaetomorphae Setchell & Gardner S
Xenococcus chroococcoides FEFritsch S
Xenococcus chroococcoides FEFritsch S
Xenococcus cladophorae (Tilden) Setchell & NLGardner S X
enococcus cladophorae (Tilden) Setchell & NLGardner S
Xenococcus concharum Hansgirg C Xenococcus concharum Hansgirg C
Xenococcus crouanii f.
Xenococcus crouanii f. roseus (Reinsch) Powell P roseus (Reinsch) Powell P
Xenococcus crouaniorum Feldmann C
Xenococcus crouaniorum Feldmann C
Xenococcus deformans Setchell & NLGardner C
Xenococcus deformans Setchell & NLGardner C
Xenococcus elenkinii Pohribniak C
Xenococcus elenkinii Pohribniak C
Xenococcus endophyticus Setchell & NLGardner C
Xenococcus endophyticus Setchell & NLGardner C
Xenococcus fluviatilis (Lagerheim) Geitler S
Xenococcus fluviatilis (Lagerheim) Geitler S
Xenococcus gaditanus P.González C
Xenococcus gaditanus P. González C
Xenococcus gilkeyae Setchell & NLGardner C
Xenococcus gilkeyae Setchell & NLGardner C
Xenococcus gracilis Lemmermann C
Xenococcus gracilis Lemmermann C
Xenococcus irregularis Gruia C
Xenococcus irregularis Gruia C
Xenococcus kerneri Hansgirg S
Xenococcus kerneri Hansgirg S
Xenococcus lamellosus M.Gold-Morgan, G.Montejano & J.Komárek C
Xenococcus lamellosus M.Gold-Morgan, G. Montejano & J. Komárek C
Xenococcus laminariae Feldmann C
Xenococcus laminariae Feldmann C
Xenococcus laysanensis Lemmermann S
Xenococcus laysanensis Lemmermann S
Xenococcus lyngbyae CCJao P
Xenococcus lyngbyae CCJao P
Xenococcus lyngbyeae Jao C
Xenococcus lyngbyeae Jao C
Xenococcus minimus Geitler C
Xenococcus minimus Geitler C
Xenococcus minimus var.
Xenococcus minimus var. starmachii Geitler P starmachii Geitler P
Xenococcus minimus var.
Xenococcus minimus var. starmachii Geitler S starmachii Geitler S
Xenococcus pallidus (Hansgirg) Komárek & Anagnostidis C
Xenococcus pallidus (Hansgirg) Komárek & Anagnostidis C
Xenococcus prasinus (Reinsch) Ardré U
Xenococcus prasinus (Reinsch) Ardre U
Xenococcus pulcher Hollenberg C
Xenococcus pulcher Hollenberg C
Xenococcus pyriformis Setchell & NLGardner C
Xenococcus pyriformis Setchell & NLGardner C
Xenococcus rivularis (Hansgirg) Geitler P
Xenococcus rivularis (Hansgirg) Geitler P
Xenococcus schousboei var. Xenococcus schousboei var. pallidus Hansgirg S Hansgirg pallidus S
Xenococcus schousboei Thuret C - type
Xenococcus schousboei Thuret C - Jenis
Xenococcus violaceus Yoneda S
Xenococcus violaceus Yoneda S
Xenococcus violaceus Anand C
Xenococcus violaceus Anand C
Xenococcus willei Gardner S
Xenococcus willei Gardner S
Xenococcus willei f. Xenococcus willei f. violaceus ) Bourrelly P violaceus) Bourrelly P
Xenococcus yellowstonensis Copeland C
Xenococcus yellowstonensis Copeland C
Xenococcus yonedae I.Umezaki & M.Watanabe C
Xenococcus yonedae I. Umezaki & M. Watanabe C

Keterangan :
'C' menunjukkan nama yang saat ini diterima taksonomi; 'S' atau sinonim heterotypic homotypic; 'U' menunjukkan nama status taksonomi tidak pasti, tetapi yang telah mengalami beberapa verifikasi nomenclatur; 'P' menunjukkan Catatan awal AlgaeBase yang belum dikenakan terhadap beberapa jenis verifikasi.

b.Hyella

Cabang trikom dari Hyella tumbuh dari desmoschsis yang hidup dalam cangkang kalkareus atau bersama ganggang lainnya. Filamen besal mungkin menjadi pluriseriata. Banyak sel mungkin terbagi dalam bentuk endospora. Selubung yang ketat, berlapis-lapis, dan tidak berwarna, atau kuning-coklat ketika di bawah pencahayaan yang kuat.
Contoh spesies : Hyella racemus sp

2.Famili Dermocarpaceae

Pembelahan sel vegetatif menjadi 2 bagian sel yang sama mungkin terjadi dalam anggota famili ini.
Contoh spesiesnya antara lain :
Dermocarpa

Selnya berbentuk bulat hingga ramping atau pyriform dan tumbuh terikat pada substrat dalam kelompok. Reproduksi diselesaikan sendiri oleh endospora yang mungkin berkembang dalam jumlah besar dengan sel vegetative


3.Famili Chamoesiphonaceae

Contoh spesies ini adalah :
Chamaesiphon
Persebarannya luas dan umumnya epifit. Berada pada tanaman angiospermae aquatik, lumut , dan ganggang khususnya Chladophora dan pada tanaman dewasa, protoplast pada kutub distal membentuk sebuah rantai spora yang disebut exospora

Anatomi :
Sel heteropolar, sedikit atau jelas memanjang, dilengkapi dengan pangkalan mereka ke substrat (batu, tanaman), dengan margin selubung sel ibu mereka atau radial dan kurang lebih paralel diatur dalam koloni agar-agar; sel soliter, atau mikro-untuk koloni makroskopik, yang seperti semak, kurang lebih bulat (dengan sel radial diatur dalam musilago umum) atau flat (terdiri dari beberapa lapisan padat dan paralel bergerombol sel). Sel bola, kemudian tumbuh di klub-berbentuk silinder, buah pir, oval atau bentuk ellipsoid; selalu diselimuti oleh selubung (pseudovagina), yang tipis, tidak berwarna, atau sedikit lamellate, dan kekuningan, atau kecoklatan, pada puncak pembukaan setelah pembelahan sel dan exocyte pemisahan, di pangkalan biasanya menyempit dan terkadang diakhiri dalam mengikuti pad (disc, kadang dengan Stipe sangat pendek); sel terkadang sedikit ditarik dari dasar selubung, dalam beberapa spesies selubung adalah meresap membentuk agar-agar massa, di mana sel anak tetap tertutup. Isi sel homogen, kadang-kadang dengan chromatoplasma dibedakan (thylakoids yang bergelombang, terletak parietal tetapi dalam beberapa modifikasi, kadang-kadang sebagian menonjol ke centroplasma itu), pada beberapa spesies dengan terkemuka, soliter butiran (cyanophycin, carboxysomes); sel konten biasanya pucat biru-hijau, kekuningan, hijau zaitun, keabu-abuan, merah muda atau kemerahan-ungu, kadang-kadang hampir tidak berwarna (perubahan warna di berbagai spesies di satu koloni yang sama. uniseluler, soliter, sel-sel lebih atau kurang memanjang atau kelompok-kelompok sel bergabung pada substrat / subg. Chamaesiphon atau membentuk koloni seperti semak-mikroskopis atau berlapis, tikar sempit dengan sel padat dan paralel berkumpul di batu atau tanaman terendam, tegak lurus berorientasi pada substrat /, subg. Sel selalu terpolarisasi, bergabung ke substrat dengan satu (basal) akhir melalui suatu pad mucilaginous kecil (sel tanpa bantalan hanya terjadi pada bagian atas koloni multilliyered); sel oval, silinder atau klub-berbentuk, bulat di puncak. Sekitar selubung sel mucilaginous, halus dan meresap perusahaan dan lamelaed; dengan selubung terbuka di puncak selama proses pembelahan (pseudovaginae). Isi sel abu-abu, biru-hijau atau merah muda, biasanya butiran halus, selalu tanpa aerotopes. Tilakoid periferal lokal, konsentris, kadang-kadang, apalagi, dengan beberapa sentral lokal, tilakoid digulung

Reproduksi strategi, siklus hidup, pembelahan sel :
Bagian sel selalu asimetris, melintang di dekat puncak; sel anak terpisah (exocytes) dibebaskan dari selubung dibuka atau yang melekat pada pseudovagina kosong (asal koloni seperti semak atau berlapis) atau tetap dalam kolonial umum musilago (asal koloni agar-agar dengan sel berorientasi radial).
Reproduksi dengan pembebasan exocytes dari sel-sel ibu atau dari koloni.
Sel membagi melintang, biasanya asymmetrically_dekat puncak, kadang-kadang mengembangkan sel anak apikal (exocytes) berulang kali dalam urutan yang cepat dan bentuk rantai apikal exocytes. Pembelahan sel di ujung apikal dapat mengulangi beberapa kali. Exocytes adalah motil dan bergabung ke ujung pseudovaginae dibuka atau terpisah sama sekali dari ibu dan sel melampirkan substrat.

Catatan untuk taksonomi :
Beberapa spesies (Chamaesiphon subglobosus, C. polonicus) yang dibudidayakan sebagai mono strain spesifik. Dalam hal ini mereka tumbuh dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur, tidak membentuk koloni karakteristik, C. subglobosus kadang-kadang tanpa selubung. heteropolarity ini diwujudkan dalam budaya biasanya hanya dengan pembelahan sel asimetris.

Ekologi, ekofisiologi:
Spesies air tawar hanya tumbuh di perairan, Sessile, pada ganggang lainnya dan pada batu, yang menyebabkan mereka kadang-kadang berwarna (Kuning, cokelat, ungu kehitaman-). Banyak spesies yang terbatas secara geografis wilayah distribusi;
karakteristik terutama untuk komunitas alga perifiton di gunung sungai
(Pegunungan Alpen, Carpathians, dll). Namun, genus terjadi di seluruh
dunia (spesies yang berbeda dalam frequences berbeda).

Fisiologi dan biokimia:
Distribusi, endemik.

Sebanyak 63 spesies cyanobacteria telah diidentifikasi sebagai epifit pada enam jenis makroalga. Kebanyakan dari perintah Chroococcales dan Nostocales dan hanya sebagian kecil spesies yang ditemukan milik Chamaesiphonales dan Pleurocapsales. Spesies Cyanobacterial menunjukkan kapasitas variabel tumbuh di berbagai jenis media.


DAFTAR PUSTAKA
Muzayyinah. 2009. Keanekaragaman Tumbuhan Berpembuluh. Surakarta : LPP UNS
Komárek, J. 2003. Coccoid and colonial cyanobacteria. Coccoid dan cyanobacteria kolonial. In: Freshwater Algae of North America. Dalam: Alga Air Tawar Amerika Utara. Ecology and Classification . Ekologi dan Klasifikasi. (Wehr, JD & Sheath, RG Eds), pp. 59-116. (Wehr, JD & pelapah, RG Dunia Ketiga), hal. 59-116. Amsterdam Boston London New York Oxford Paris San Diego San Fransisco Singapore Sydney Tokyo: Academic Press. Amsterdam Boston London New York Paris Tokyo Oxford San Diego San Fransisco Singapura Sydney: Academic Press
http://www.uniprot.org/taxonomy/52607
http://www.kfupm.edu.sa

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Karena Senyum Itu Akan Terus Ada


Pagi itu saya terbangun dengan senyuman karena ternyata saya masih bisa melihat indahnya mentari hari itu. Namun hari tidak selamanya melulu pagi, ada siang hari yang kadang terik mentari menyengat begitu kuat. Dan siang itu termasuk kategori siang yang berat menurut saya. Saya kembali mengingat hal-hal yang semalam sudah berusaha saya lupakan dan saya berhasil, paling tidak karena akhirnya saya bisa tertidur lelap meskipun hal itu masih juga mengusik benak saya melalui mimpi.


Dan hal itu adalah kamu.


Pagi itu saya tersenyum, siang hari saya merasa beban itu terasa sesak menghimpit paru-paru saya. Andai saja saya bisa menangis, mengeluarkan airmata lalu menjadi lega, pasti semua itu akan terasa jauh lebih mudah.


Saya berharap pula berlama-lama menghenyakkan diri di ruangan berAC dapat mendinginkan kepala saya, namun hingga matahari hampir tenggelampun semua itu masih terasa sulit bagi saya.


Saya pun pulang dengan tawa seperti biasanya meskipun hati saya sebenarnya sedang bergemuruh, sampai-sampai telinga saya serasa mendengar aliran-aliran darah yang tak keruandi dalam setiap jengkal pembuluh darah saya.


Dengan merebahkan diri saya berharap bisa melupakan hal itu, paling tidak sekali lagi pada hari itu. Tapi ternyata sore itu semua juga masih sama seperti tadi siang, saya masih belum bisa benar-benar mengerti.


Saya tahu Tuhan mengerti apa yang saat itu berada dalam pikiran saya dan Dia punya jawaban dan waktunya sendiri untuk setiap pergumulan-pergumulan saya.


Dan malam itu, saya bersyukur ketika saya bisa menulis tulisan dengan tersenyum. Malam itu kamu berhasil mengembalikan senyumku, kali itu benar-benar dari dalam hati. Mungkin kita tidak benar-benar bertatap muka tapi setiap raut wajahmu seolah mengungkapkan ekspresi kasih sayang dalam benakku. Setiap kata-katamu yang selalu membuatku tak bisa berhenti merasa ‘penting’. Dan yang paling penting terimakasih karena setiap prinsip hidupmu dapat membuatku belajar lebih baik tentang kehidupan.


Benar, hari-hari memang tidak selalu berisi senyuman. Ada saatnya saya harus merasakan bagaimana pedihnya mata ketika menangis.


Terimakasih telah mengajariku untuk setia pada proses. Untuk melihat hari tidak hanya di waktu ada cahaya terang. Karena terkadang cahaya dapat begitu kuat menyengat tubuh dan suara-suara indah disana menjadi sulit terdengar.


Malam itu, ketika cahaya terasa menjauh, justru saya mulai bisa mengerti. Bahwa ada sesuatu yang lebih indah dari sekedar mempertanyakan semua itu, yaitu ketika saya mau mendengar bahwa memang semua itu Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup saya supaya saya bisa memahami bagaimana orang-orang di sekitar saya, bahkan mereka yang sangat saya sayangi sekalipun, tidak selamanya menyukai apa yang saya putuskan dan apa yang saya coba dapatkan dengan kekuatan saya sendiri.


Malam itu saya bersyukur karena saya mau mendengar. Saya mendengarNya melalui kamu. Saya bangga pernah mengenalmu. Saya bangga menjadi temanmu. Mungkin kita tidak benar-benar bertatap muka, tapi kamu hadir jelas di benakku.


Kamu adalah orang pertama yang ingin saya hubungi ketika air mata saya berkali-kali serasa mengembang. Kamu adalah orang pertama yang ingin saya kirimi SMS ketika ada hal-hal absurd yang mampu membuat saya tertawa lebay nggak jelas meskipun bagi sekalangan orang hal itu sangat tidak normal untuk ditertawakan. Sepertinya itu tidak terlalu penting, tapi bagi saya ketika kamu mau mendengar hal itu, kamu adalah teman yang begitu manis, begitu mengerti saya.


Meskipun lebih sering kamu tidak membalas SMS saya, tapi sekalinya kamu menghubungi saya, semuanya terasa menjadi lebih baik.


Dan malam itu ketika saya mendengar kamu, saya tidak takut lagi jika akhirnya pertanyaan-pertanyaan saya hari itu mengumandang lagi esok hari. Jika ternyata panas mentari terasa begitu menyengat pikiran saya lagi dan membuat saya sulit berpikir jernih lagi. Jika esok hari saya bertemu dengan permasalahan-permasalahan lain lagi.

Karena saya mengenal kamu. Dan bagi saya kamu begitu dekat. Begitu manis. Begitu penting. Begitu menyejukkan. Begitu indah. Dan itulah gunanya teman.


Saya tidak begitu ingat kapan pertama kali kita bertemu. Tapi seingat saya dulu kamu bukan tipikal orang yang cukup menyenangkan. Lalu waktu membuktikan bahwa kamu adalah teman yang baik. Dan maaf, dulu saya pernah menyalahartikan semua perhatianmu itu.


Terimakasih mau berproses bersama saya. Saya juga akan berusaha menjadi teman yang baik.


Yang terpenting sekarang adalah bahwa saya tidak ragu lagi akan apapun, karena saya percaya bahwa sampai kapanpun, ketika kita masih bisa berjalan bersama, ketika kita masih bisa terbang melayang bersama, maka senyum itu akan terus ada. Seperti langit biru yang selalu tersenyum bersama mentari, begitulah adanya kita. Saya benar-benar bersukacita pernah mengenalmu.


Tuhan Yesus memberkati kita.

:-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

A Hopefully Voice


Entah berapa kali aku mengatakan,"Tuhan,maaf aku bersalah..."
Mungkin 5x,10x, lebih?Atau mungkin sama sekali belum pernah

Entah berapa kali aku berjanji,"Tuhan,maafkan aku,aku akan berubah..."
Tentu saja jauh lebih daripada sekali

Entah berapa kali aku berdoa,"Tuhan,jadikanlah ini sebagai kesalahan terakhir..."
Tapi tetap saja aku tak berubah

Kata Bunda Dorce,"Manusia itu tempatnya salah,karena kesempurnaan itu cuma milik Tuhan"

Kita tidak bisa memaksa Tuhan untuk membuat kita tak pernah merasakan kesalahan, penyesalan, sakit hati, ataupun kekecewaan
Tapi, bukankah kita masih bisa berharap untuk menjadi lebih baik?Melangkah jauh lebih baik daripada diam.
Well, satu bekal yang diberikan Tuhan pada kita, yang akan menentukan seperti apa nanti kita, ketika semuanya akan dipertanggungjawabkan..
Kita punya kebebasan untuk mengambil keputusan.
Kebebasan bisa benar-benar membebaskan,atau justru menjerat kita sampai jatuh ke lobang terdalam hidup ini.
Meskipun Dia tempatkan 100 malikat di telinga kita untuk membisikkan kebenaran,
atau 100 malaikat di bibir kita untuk mengatakan kejujuran,
atau 100 malaikat di kedua tangan kita untuk melakukan karya bagiNya,
atau 100 malaikat di kedua kaki kita untuk melangkah ke arah yang benar,,
Keputusan tetap milik kita...
Dan itu yang membuat susssah minta ampun

Tapi syukur bagi Tuhan,
karena Dialah sang Pencipta Langi dan bumi,
Dialah yang sanggup membelah lautan untuk umatnya,
Dialah yang sanggup mengubah air yang pahit menjadi manis,
dan Dia,Tuhan yang sama yang sanggup mengubah hidup kita

Mungkin kalau Tuhan mau menyanyi, Dia akan menyanyikan lagu ini untuk kita..


Kau boleh acuhkan diriKu
Dan anggap Ku tak ada
Tapi takkan merubah perasaanKu
Kepadamu
Kuyakin pasti suatu saat
Semua kan terjadi
Kau kan mencintaiKu
Dan tak akan pernah melepasKu

Aku mau mendampingi dirimu

Aku mau cintai kekuranganmu

Selalu bersedia bahagiakanmu

Apapun terjadi
Kujanjikan Aku ada
Kau boleh jauhi diriKu
Namun Kupercaya
Kau kan mencintaiKu
Dan tak akan pernah melepasKu

Aku mau mendampingi dirimu

Aku mau cintai kekuranganmu

Aku yang rela terluka
Untukmu selalu

(Taken from 'Aku mau' by Once)

Tak peduli berapa kali kita menyakitinya,
tak peduli berapa kali kita mengecewaknNya,
tak peduli berapa kali kita mengucapkan janji palsu kepadaNya,
tak peduli berapa kali kita menganggap Dia 'pembohong',
tak peduli berapa kali kita menganggap Dia 'jahat',
tak peduli berapa kali kita menganggap Dia 'tuli'
dan tak peduli berapa kali kita pelit untuk bersyukur padaNya

Tapi begitulah Dia,
Dia akan selalu ada untuk kita,seberapa jauhnyapun kita berusaha lari dariNya,
Dia selalu mengulurkn TanganNya atas kita, seberapa kerasnyapun kita berusaha untuk menolak datang kepadaNya,
Dia selalu mengangkat kita,
Dia masih memberikan kita canda,tawa,nafas hidup,orang tua, keluarga, sahabat, rejeki yang berlimpah, dan yang terpenting, Dia masih memberikan kita kesempatan...
Dialah kesempurnaan kasih yang benar2 sejati

Kita masih punya waktu untuk BERUBAH. Jadi,putuskanlah sekarang,dan lakukanlah itu SEKARANG.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Petuah Kecil yang Berarti Besar


Semalam, ada saat dimana saya benar-benar merasa capek dan muak membuat laporan yang datang bertubi-tubi, seolah-olah deadline serasa tak pernah berhenti mengejar langkah saya. Lebih tepatnya mengejar hasrat saya untuk tidur lebih awal malam ini.

Well, rasanya saya ingin berkali-kali berteriak bahwa saya bosan membuat laporan praktikum. Bahwa saya malas menulis berlembar-lembar kertas, yang mungkin bila serangkaian huruf yang saya tulis selama ini dihilangkan enternya, akan terkumpul sekian kilometer rangkaian huruf di hadapan saya. Hahah..

Tangan saya pun sontak mogok kerja, saya letakkan pulpen yang telah sekian waktu berjalan mondar-mandir di atas kertas. Saya mengambil ponsel, dan melakukan apapun agar serotonin dalam otak saya meningkat dan dengan harapan kebahagiaan serta semangat saya untuk mengejar deadline laporan yang tinggal besok segera tercapai. Bagaimanapun, semalas apapun saya, sebosan apapun saya, sengantuk apapun saya, dan betapa godaan untuk ngrumpi terasa lebih asyik dan menggelitik daripada mengerjakan laporan, saya tetap ingin menjunjung tinggi integritas saya. Saya ingin mengerjakan tugas saya dengan baik seperti teman-teman saya yang lainnya, toh mereka bisa. Saya pun harus bisa. Dan saya yakin bahwa saya pasti bisa lebih dari itu.

Lanjut. Nah, ketika sejenak iseng melihat-lihat lagi album foto dalam ponsel, tiba-tiba mata saya berhenti pada sebuah foto yang saya ambil ketika mudik tempo kemarin. Foto ibu saya. Yeah, foto yang sebenarnya adalah hasil curi-curi ketika kami makan siang bersama di sebuah warung bakso setelah seharian lelah belanja muter-muter di pasar.

Saya pun tersenyum. Entah kenapa. Soalnya foto itu biasa saja menurut saya.

Setelah sekian tahun saya mengenal ibu saya, hidup dalam satu atap bersama beliau, mendengar omelannya dalam waktu yang tidak sebentar, juga mendengarnya menyuruh-nyuruh saya melakukan berbagai macam pekerjaan rumah yang menurut saya membosankan. Saya benar-benar baru sadar sekarang, bahwa ternyata otak saya baru mau berlari ketika saya sudah diteriaki untuk melakukan itu. Tidak selalu sih, tapi mungkin dapat dikatakan cukup sering. Ckikikik.

Dengan petuahnya untuk bangun pagi, ajarannya untuk makan tepat waktu, untuk mandi sebelum bepergian, untuk mengerjakan segala macam tugas sekolah sebisa mungkin ketika siang sehingga tidak perlu begadang sampai pagi untuk wayangan, untuk tidak tidur di depan televisi sampai subuh, sampai petuahnya untuk tidak menyimpan dendam pada siapapun, ternyata itu benar-benar bisa membentuk saya.

Perkataan yang dulu begitu membuat telinga saya gerah, membuat saya bosan karena menurut pandangan saya, saya sudah cukup menghapal semua itu. Dan menurut saya ibu saya seharusnya tidak perlu mengatakan hal sama seperti itu berulang-ulang. Saya sudah tahu. Dan saya sudah paham. That's all.

Kini ketika saya diperhadapkan dengan saat-saat dimana rutinitas yang menyibukkan, aktivitas di kampus yang membuat saya harus kos, jauh dari keluarga, saya baru sadar satu hal..

Bahwa ternyata setiap petuah ibu saya yang sebelumnya tak terasa penting,
itulah yang membentuk integritas saya,
itulah yang membuat saya terdorong memberikan waktu saya untuk sekedar mengerjakan tugas tepat waktu,
itulah yang mengajar saya untuk menaati setiap tenggang waktu yang diberikan sebelum deadline tiba,
itulah yang memimpin langkah saya untuk tetap berjalan lurus meskipun di sekitar saya banyak hiburan yang jauh lebih mengasyikkan daripada terpekur di balik kertas-kertas yang konon berisi ilmu pengetahuan.

Dan itulah yang akhirnya boleh membawa saya sampai saat ini, belum pernah telat mengumpulkan laporan. :-p
Well, semoga integritas ini boleh tetap saya junjung tinggi.

Terimakasih telah menuntunku untuk tetap berjalan maju, mak!
Rasanya tak sabar segera melalap habis laporan ini dan segera pulang (lagi) ke rumah..
Terimakasih karena terus menyumpali telingaku dengan berbagai petuah, bahkan ketika kadang aku mengatakan itu sia-sia dan membosankan..
Terimakasih telah tinggal dalam ingatanku, bahkan pada saat-saat paling-merasa-super-duper-sibuk-bosan-mangkel-anyel-malas dan sebagainya..

Inilah kenyataan, seberapa kerasnyapun saya mencoba menghindari tugas-tugas kuliah, toh saya masih harus tetap berjumpa lagi dengan pekerjaan yang saya (dan teman-teman saya yang lain) sebut dengan ML. Eitsss jangan omes(otak mesum) dulu, dalam sejarah peracikannya, ML means Membuat Laporan :-D
However, kalaupun saat ini saya belum menemukan keuntungan yang benar-benar untung bagi saya, tapi saya harap saya benar-benar dapat meyakini bahwa suatu saat akan tiba saatnya saya akan mensyukuri pernah mengalami perjalanan ML yang begitu dramatis, sampai kebawa tidur, mau makan kepikiran, mandipun kepikiran, mau mandi hati tak tenang, mau pulangkampungpun belingsatan.

Yeah, teringat lagi akan ibu saya dan petuahnya. Ternyata itu bukan hal yang bisa disebut tak penting, meskipun saat ini saya tak akan terlalu bersemangat untuk bersyukur akan hal itu, tapi paling tidak itu cukup berarti bagi saya. Yakini saja bahwa kesibukan inilah yang akan memproses saya ke arah yang lebih baik.
Dan yang tak kalah penting, kadang bekerja di bawah tekanan deadline malah makin memacu kita untuk mau berlari kencang dan mengeluarkan potensi tersembunyi kita.

That's why saya kadang masih menunda waktu meskipun itu tidak saya sukai. Hal baru yang saya temukan hari ini, ternyata yang namanya keluarga (terutama ibu) sungguh dapat menambah semangat dan menjadi sumber informasi.Hehehehe.

Nah, rasanya saat ini saya telah mendapatkan mood saya kembali untuk mengerjakan laporan mengingat deadline yang semakin mendekat. Tentang integritas, saya harap itu bisa menjadi sebuah power yang bisa memelekkan mata saya yang berat akhir-akhir ini sebab gaya gravitasi di tempat ini, di kamar saya ini begitu hebatnya. Sampai-sampai kelopak mata saya cenderung terpersuasi untuk segera merem lalu membaringkan diri (haiyyaaah!) :-D....

Ehemmm.
Sekali lagi, terimakasih makku. Luph you ;-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments