Jadi, critanya udah
lama beut nih ga update blog. Haha.
*Terserah aku dong
:p
Ehemmm, begini. Jadi,
setiap hari kamis critanya aku dan si pacar-sebut saja Dhony ;) – sepakat untuk
berdoa puasa. Tujuannya, untuk mempertajam visi hidup kami, dan agar kami
saling mendukung di dalam segala hal untuk mengerti kehendak Allah dengan
sempurna.
Pagi ini rasanya
lagi ga enak hati banget pas bilang aku mau doa puasa ke Tuhan. Soalnya,
semalem tuh aku habis ngambek sama si pacar. Alesannya sepele sih, karena
seharian kemarin-hari sebelumnya juga- aku dicuekin dan yah... sms mah jadi
berasa kaya notification aja, not communication.
Bukan salah si dia
juga sih, soalnya dia lagi sibuk rapat sana-sini, sibuk mempersiapkan RPPB dan all about ‘ribet’ thing berkenaan dengan tim formatur PMK UNS. Pulang malem terus, abis
itu langsung ngloyor boboks, ga ngerti apa kalo aku nungguin disms yang bagus2
:o *dan berbagai alesan ngambek kekanak-kanakan lainnya :p
Tapi, dia ga nyadar
kalo aku ngambek :/ Aku juga ga bakal bilanglah kalo sebenarnya lagi ngambek :D
Pagi ini, ketika
sedang mencoba meniatkan doa puasa, sesuatu di luar dugaan Tuhan ijinkan
terjadi.
Di sela-sela kerjaan
kantor pagi ini, ku buka alkitab HP. Ku baca Kisah Para Rasul 10. Yaps, sejenak
kurenungkan dan rhema yang kudapet: visi Allah bagi anak-anak pilihanNya tuh
sama, yaitu menjadi seorang pemberita *Iya, kamu seorang pemberita Kristus. Hanya
saja, bagaimana mengerjakannya, dengan siapa, kepada siapa diberitakan, kapan
waktunya, langkah apa yang harus dikerjakan untuk kesitu. Soalnya, visi Tuhan selalu
spesifik bagi tiap orang dan kuncinya: One
Heart, One Vision, One Location dengan partner visi~ dalam hal ini PH alias
Pasangan Hidup. Hmm..
Abis perenungan
singkat itu, lansung kusms deh si dia, intinya gini: “I’m sorry. I’ve forgiven you.” Trus aku nanya, pagi ini dia dapet
rhema apa *btw, balesnya lama, soalnya dia lagi ngerjain evaluasi PMkU *kalo
ini aku ga ngambek lagi lhho B-)
Datenglah smsnya,
intinya dia bertrima kasih. Trus dia berdoa gini:
"Tuhan ak
bertrima kasih krn ketika ak mengalami kesusahan atopun menyusahkan diri,
Engkau menanti n ingin menolongku. Ajarku utk memandang padaMu dan bersandar pd
pemeliharaanMu yg baik & penuh kasih, sampe Engkau mengantarku pulang ke
surga dengan selamat. Amin. -Mazmur 46:2-"
Aku langsung
merinding :p dalam hati merenung, iya juga ya, kita ga pernah tau kapan waktu
Tuhan mengantar kita pulang kerumahNya. Makanya, sepanjang jalan ke rumah,
alangkah baiknya jika kita saling
menopang, keep contact with God in every single step.
Sekarang, emah sih,
dia ga bisa ngasih emas perak permata berlian, uang ataupun waktu yang banyak..
Tapi, satu hal yang kucinta dari si pacar: kemelankolisannya dengan Tuhan Yesus,
mampu menyadarkanku bahwa Yesus begitu mengasihiku, menantiku, memeliharaku. Dan
itu begitu memperkayaku, banget ;)
Jadi, mau jawab apa
kalo Tuhan tanya: “Do you love Me, son?”
Seperti yang Dia
tanyakan sampe 3x kepada Petrus di Yohanes 15.
Pengalamanku jalan
bareng si pacar, pertanyaan “do you love me” itu maknanya dalem banget,
kompleks, hampir tak bisa diinterpretasikan secara tuntas. Dan bagi orang yang
pernah dengan sungguh-sungguh menyatakan “I love u” kepada seseorang. Di kemudian
hari ketika seseorang itu menanyakan “do you love me,” rasanya bakal mengiris
hati banget, karena: pertama, seolah tak dipercaya dan diragukan, kedua, seolah
dia telah tersakiti karena kamu membuatnya mempertanyakanmu.
Seperti Petrus, kalo
kamu siap jawab: “ Yes, Father. I love u with all my heart”, maka kamu juga
siap menerima titah Kristus: “Gembalakanlah domba-dombaKu” ;) . Dan jangan pernah
mempertanyakan cinta serta pemeliharaanNya lagi.
Ada sesuatu yang berbeda sejak saat itu. Sesuatu yang tak bisa kukatakan.
Benar-benar takbisa kukatakan, sampai rasanya ingin menangis setiap kali mengingatnya.
Ada sesuatu yang perih di dada setiap kali aku menyangkalinya. Ada sesuatu yang tak sabar ingin tumpah dari pelupuk mata ini setiap kali aku merasa tak pantas untuk mengingatnya.
Aku benar-benar tak tahu, aku ingin tahu, tapi aku tak bisa merangkainya dalam barisan kata.
Aku ingin jawaban, tapi aku tahu, aku belum pantas mendapat jawaban dariNya sekarang.
Satu hal kupercaya, mesti terkadang begitu perih, jika suatu saat Tuhan memang berkehendak atas hal ini, tak akan ada seorangpun yang mampu mundur dari ketetapan Tuhan. Memang, aku punya pilihan. Kamu juga. Aku memilih menyimpannya sekarang. Kusimpan satu untukmu, sebisa mungkin sekuat aku bertahan sampai kesudahannya.
Kenapa? Aku tak tahu. Yang kutahu, ada sesuatu yang berbeda sejak saat itu. Saat setelah aku berhenti membencimu karena Tuhan telah mempertemukan kita di tengah-tengah salah satu masa terpenting di dalam hidupku. Karena kamu adalah alat yang dipakai Tuhan untuk meyakinkanku mengambil pilihan besar dalam hidupku. Aku benar-benar tak tahu, kenapa ada sesuatu yang berbeda.
Aku mau bersyukur pada Tuhan, karena Dia membuatku berharap. Benar-benar berharap hanya pada-Nya.
Biarlah nafasku menjadi mazmur yang indah bagi nama-Mu Tuhan, hingga sampai kesudahannya nanti, kutemukan jawabnya di dalam nama-Mu. Dan kutemukan kata yang tepat untuk segala sesuatu yang kusimpan ini :)
Kau telah kubuktikan cintaMu padaku Kau membayarku dengan hidupMu Ku bersyukur Yang ada padaku Semuanya milikMu Kupersembahkan s’luruh hidupku Di mezbahMu
Hanya Kau yang menjadi tempat jawaban Hanya Kau tempatku berharap Berjalan bersamaMu ku tak kan goyah S’bab tangan kasihMu tersedia bagiku S’lamanya Kau ku cinta.
Ya, benar. Kaulah Tuhan, tempat jawabanku. Apapun itu, pasti yang kudapatai adalah syukur karena Engkau sungguh baik, amat baik dan pasti baik.
Ada saat dimana kamu begitu ingin melakukan sesuatu, sangat ingin sehingga kamu tidak bisa memikirkan hal lain lagi, namun ternyata kamu justru malah berjuang sekuat tenaga untuk tidak melakukan hal itu. Alasannya sederhana : "kamu merasa belum pantas untuk itu". Dan kamu berpikir, suatu saat nanti bila memang kamu harus melakukannya, maka Tuhan akan mengizinkan perjuanganmu berhasil pada waktuNya yang terbaik. Dan waktu itu bukanlah saat ini :). Teruslah berharap. Pengharapan di dalam Dia tidak pernah sia-sia.
Kamu hanya perlu menjaga harapanmu tetap menyala. Meskipun lilin lain meninggalkanmu dalam gelap, namun selama lilin harapanmu terus menyala maka lilin lain pun akan dapat menerangimu kembali.
Tumbuhan
hydrofita adalah tumbuhan yang tumbuh di habitat yang basah atau tumbuh di air,
sebagian atau seluruhnya. Jenis tumbuhan yang hidupdidalam atau di dekat air di sebut pula
tumbuhan aquatic. Contohnya adalah Ceratophyllum
demersum, Chara sp, Eichornia crassipes, hydrilla verticilata, Nymphaea
capensis, Lemna minor, Pistia sp, Trapa sp, Wolffia sp dan sebagainya.
Berdasarkan hubungannya dengan
lingkungan air dan udara, tumbuhan hidrofit dapat di bagi menjadi 3 kelompok
tumbuhan aquatic, yairu :
a.Tumbuhan hidrofita yang tumbuh di
bawah permukaan air (submerged hydrophytes)
Merupakan tumbuhan yang berada dan
hidup di bawah permukaan air, tampa berhubungan langsung dengan atmosfer.
Contuh : Hydrilla sp, Myriophyllum sp,
Potomegeton sp dan sebagainya.
b.Tumbuhan hidrofita yang tumbuh
terapung (floating hydrophytes).
Merupakan tumbuhan yang terapung
dipermukaan air atau sedikit di bawah permukaan air dan tumbuhnya berhubungan
langsung dengan air dan lingkungan atmosfer., dengan akar tumbuhan yang tidak
terbenam atau mengakar di tanah. Contohnya yaitu Eichornia crassipes
c.Tumbuhan hidrofita yang bersifat
Amphibi ( amphibious hydrophytes).
Merupakan tumbuhan yang beradaptasi
pada lingkungan aquatic dan lingkungan
terestis. Jenis – jenis tumbuhan ini tumbuh di perairan dangkal atau perairan
yang berlumpur. Jenis-jenis tumbuhan ini tumbuh di perairan dangkal atau
perairan yang berlumpur. Bagian tumbuhan yang terdapat di permukaan air (udara)
kadang – kadang memperlihatkan sifat – sifat tumbuhan mesofit attau xerofit,
sedangkan bagian yang terendam air atau tenggelam memprlihatkan cirri –ciri
tumbuhan hidrofit sejati. Contohnya adalah Marseilla
crenata. Tumbuhan amfibi yang batangnya terdapatdi permukaan tanah, tetapi
akarnya tetap terbenam di dalam rawa atau tanah yang terendam di sebut sebagai
“tumbuhan rawa”, misalnya Scirpus
grossus.
Adapun beberapa faktor yang mendorong tanaman hidrofit mengalami
adaptasi khusus terhadap habitatnya adalah kelebihan air dan medium kurang
menunjang terhadap pertumbuhan tanaman.Tumbuhan hidrofit melakukan beberapa adaptasi khusus, yaitu:
Reduksi
jaringan pelindung (epidermis), epidermis beralih fungsi bukan sebagai
pelindung tetapi berfungsi untuk penyerapan gas dan nutrient langsung
karena dinding selulosa dan kutikulanya tipis. tidak punya stomata
(tumbuhan hidrofit tenggelam), pertukaran gas langsung melalui dinding
sel.
Reduksi
jaringan penguat (sklerenkim), Memiliki sedikit atau bahkan tidak
mempunyai jar. Skerenkim. Air memberi kekuatan dan melindungi tumbuhan
dari kerusakan.
Reduksi
jaringan pengangkut, xilem memperlihatkan pereduksian yang paling besar
dan floem berkembang cukup baik.
Reduksi
jaringan penyerap. sistem akar kurang berkembang dan bulu akar serta
tudung akar tidak ada.
Terdapat
pengembangan ruang-ruang udara yang spesial (aerenkim). Terdapat pada daun
dan batang hidrofit, menyediakan atmosfir internal bagi tumbuhan,
memberikan pelampung bagi tumbuhan untuk mengapung, menyimpan udara oksigen dan
karbondioksida.
Ciri-ciri tumbuhan Hidrofit jika dilihat dari morfologinya
adalah memiliki batang yang berongga, umumnya struktur batang lunak, akar tidak
berkembang dan tidak memiliki tudung akardan terdapat stomata dalam jumlah yang
sedikit. Ciri anatominya adalah memiliki lebih dari satu aerenkim, tidak
memiliki kutikula dan adanya lakuna yang besar dan banyak.(http://nununghaerani.blogspot.com/2010/10/perbandingan-adaptasi-tumbuhan-mesofit.html)
-Adaptasi
tumbuhan Hidrofita
Lingkungan
aquatic pada umumnya hamper seragam sehingga vegetasi hidrofita dalam melakukan
adaptasi, modifikasi dan perubahan organ tubuh terhadap kondisi lingkungan juga
tidak terlalu banyak. Kebanyaakan adaptasi tumbuhan hidrofita merupakan
modifikasi secara morfologi, anatomi dan fisiologi dengan cirri – cirri sebagai
berikut :
a.Adaptasi
morfologi
1.Akar
Tumbuhan hidrofit
memiliki akar yang berkembang kurang baik. Akar pada Tumbuhan hidrofit memiliki
cirri – cirri sebagai berikut :
·Bagian akar yang berhubungan langsung
dengan air berperan sebagai permukaan yang berguna untuk menyerap air, unsure
hara dan mineral.
·Akar pada tumbuhan aquatic yang terapung
miskin akan bulu akar.
·Beberapa vegetasi hydrophyta berakar
memperoleh makanan dari perairan melalui permukaan tubuhnya, tetapi sebagian
besar tegantung pada akarnya yang berada dalam tanah untuk memperoleh unsure – unsure
mineral.
·Beberapa tumbuhan aquatic kadang –
kadang tidak mempunyai akar karena hidup terapung atau melayang. Dalam air,
seperti pada tumbuhan Azolla pinnata dan sebagainya.
·Pada tumbuhan Jussiea sp berkembang dua
macam aka. Akar yang tumbuh di permukaa air adalah akar normal tetapi jika
tumbuh didalam air akarnya akan mempunya sifat “negatively geotrophic” dengan
bagian akar yang mengandung jaringan spons.
·Akar terapung membantu tumbuhan aquatic
selalu pada posisi terapung.
2.Batang
Pada umumnya batang
tumbuhan aquatic bersifat lunak, berwarna hijau atau kuning. Pada keadaan
tertentu batangnya akarnya akan bermodifikasi menjadi rhizome atau runner dan
sebagainya.
3.Daun
·Tumbuhan aquatic umumnya berbulu,
berdaun bulat, berwarna hijau pucat atau hijau gelap dengan permukaan daun
bagian atasnya yang berhubungan bebas dengan atmosfer dan bagian bawahnyab
bersentuhan atau terendam air.
·Bersifat hydrofilli, tumbuhan aquatic
mengembangkan 2 macam bentuk daun yang berbeda, daun yang terendam dan daun
diatas permukaan air. Daun yang terendam air pada umumnya berbentuk pita yang
lurus atau sedikit terpotong sedangkan daun yang terapung / diatas permukaan
air berbentuk bulat atau seperti daun telinga.
·Sifat heterofilli yang berkaitan dengan
sifat fisiologi biasanya mempunyai karateristik :
-Akan mengurangi jumlah proses trnspirasi
-Daun yang lebar yang berada di atas
permukaan air akan menaungi daun yang terendam yang telah beradaptasi terhadap
intensitas cahaya yang rendah.
-Tumbuhan aquatic kurang menunjukkan
respon terhadap kekeringan karea kekurangan air dapat di kompensasi oleh daun
yang terendam oleh air.
-Tumbuhan aquatic hanya memiliki variasi
dalam bentuk hidup dan habitatnya.
-Tumbuhan aquatic yang berdaun lebar yang
berada di atas permukaan air mempunyai peranan untuk transpirasi secara aktif
dan mengatur tekanan hidrostastis di dalam tubuhnya.
·Daun tumbuhan aquatic yang terapung
bebas bentuk dan tesktur permukaannya lebih halus dan sering di lindungi oleh
lapisan lilin yang berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh fisik dan zat
kimia, serta untuk mencegah stomata tersumbat. Daun yang terendam biasanya
bentuknya lebih kecil dan beradaptasi terhadap aliran air. Selain itu beberapa
tumbuhan air mempunyai daun penumpu (ptiolus) yang membesar (membengkak) dan
mengandung spon agar tumbuhan dapat mengapung. Pada tumbuhan amphibi, daun yang
terdapat di permukaan air bersifrat mesofilik dan berdaun keras.
b.Adaptasi
anatomi
Pada
tumbuhan hidrofit modifikasi anatomi berperan sebagai :
·Pengurangan terhadap struktur pelindung,
seperti tidak terdapatnya lapisan kutikula karena lapisan epidermis berfungsi
untuk penyerapan air, mineral, gas secara langsung dari lingkungan perairan.
Selain itu sel – sel epidermis mengandung klorophil untuk proses fotosintesis
dan lapisan hypodermis biasanya kurang berkembang.
·Peningkatan aerasi. Stomata tidak di
jumpai pada daun yang terendam air. Pada tumbuhan terapung stomata berkembang
dengan jumlah terbatas di permukaan daun bagian atas. Pada tumbuhan amfibi
stomata tersebar di seluruh permukaan daun yang berhubungan langsung dengan
atmosfer dengan jumlah yang lebih besar daripada tumbuhan terapung. Lubang
udara atau “air chamber” yang berisi gas
CO2 dan O2 tersusun dari aerenkhima, sedangkan pada daun
dan batang yang terendam jaringan aerenkhima berkembang dengan baik yang
berperan untuk mengapung dan menunjang mekanik batang dan daun.
·Pengurangan jaringan mekanik dan
jaringan pengangkutan. Pada tumbuhan aquatic jaringan ini berkembang dalam
korteks pada bagian tubuh yang berhubungan dengan atmosfer. Pada teratai (Nymphaea capensis), jaringan penunjang
dinamakan “asterosklereid” yang dindingnya berlignin dan berfungsi penunjang.
·Penyerapan air dan garam-garam biogenic
pada bagian tumbuhan yang terendam dan dilakukan oleh jaringan pembuluh pada
dasarnya tidak diperlukan, sebab bahan – bahan tersebut secara langsung dapat
di peroleh. Oleh karena itu buluh kayu (xylem) maupun buluh tapis (floem) tidak
berkembang dengan baik dan cenderung menjadi kumpulan jaringan yang tumbuh
berkembang berkelompok kea rah pusat. Di bagian tengah jaringan buluh kayu yang
berbentuk “lacuna” yang berperan sebagai “air chamber” . batang dan akarnya
tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
B.TUMBUHAN
XEROFIT
-Pengertian
Tumbuhan
Xerofityaitu
tumbuhan yang hidup dan tumbuh berkembang di daerah yang habitatnya kering
“Xeric”. Habitat xeric merupakan habitat yang ketersediaan airnya terbatas atau
kurang. Dalam kaitannya dengan ketersediaan air. Terdapat 3 tipe habitat xeric,
yaitu:
1.Habitat xeric yang secara fisik sifatnya
kering. Terdapat pada wilayah yang kapasitas menahan air tanah cenderung rendah
dan terdapat didaerah beriklim kerin, seperti gurun pasir, permukaan batuan
atau lahan kritis.
2.Habitat xeric yang secara fisiologis
sifatnya kering. Terdapat pada daerah yang airnya banyak atau melimpa, tetapi
air tersebut sulit di serap oleh tumbuhan karena salinitasnya terlalu tinggi,
terlalu dingin atau terlalu masam.
3.Habitat xeric yang bersifat fisik dan
fisiologis keadaanya kering atau kekurangan air.
Xerofit adalah tumbuhan yang
mempunyai karakteristik yang dapat hidup di gurun atau semi gurun. Walaupun
demikian, tumbuhan jenis ini dapat tumbuh pada kondisi mesofilik yang
ketersediaan airnya sedikit. Tumbuhan xerofit dapat beradaptasi pada keadaan
atau kondisi kering, kelembababn rendah dan suhu tinggi. Jika tumbuhan ini
hidup pada kondisi yang kurang sesuai maka tumbuhan tersebut akan mengembangkan
suatu sifat atau karakteristik fisiologi dan struktur khusus denagn
memodifikasi organ-organ tubuhnya yang berfungsi untuk :
a.Mengabsorbsi air sebanyak mungkin
dari lingkungannya.
b.Menahan dari organ tubuhnya pada
periode waktu yang lama.
c.Mengurangi transpirasi seminimal
mungkin.
d.Mengatur dan mengontrol konsumsi
air.
Berdasarkan ketahannya terhadap
factor kekeringan, tumbuhan xerofit dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok yaitu:
a.Tumbuhan xerofit yang menghindar
terhadap kekeringan. Cirri-ciri pada umumya mwmpunyai siklus hidup yang
pendek., selama periode yang kering tumbuhan akan berada pada fase buah dan
biji berkecambah dengan siklus hidup yang pendek atau biji masak sebelum musim
kering yang ekstrim (tumbuhan disebut “ephemeral”. Tumbuhan tersebut umumnya
tumbuh di daerah “semi arid” suatu habitat yang mempunyai periode curah hujan
yang relative singkat per tahun. Contohnya dalah tumbuhan Astragalus sp, Atremesia sp dan sebagainya.
b.Tumbuhan xerofit yang tahan
mengalami kekeringan. Tumbuhan yang termasuk golongan ini biasanya mempunyai
ukuran tubuh kecil, dengan kapasitas toleransi dan dapat tumbuh meskipun
mengalami kekeringan yang tinggi.
c.Tumbuhan xerofit yang tahan terhadap
kekeringan. Pada umumny tumbuhan yang termasuk dalamk kelompok ini akan
membentuk dan memodifikasi organ – organ tubuh yang adaptif terhadap kondisi
kekeringan yang ekstrem, misalnya organ untuk menyimpan air.
Tumbuhan xerofita yang mempunyai
organ penyimpanan organ penyimpanan air dapat di kelompokkan menjadi 2 kelompok
yaitu :
a.Tumbuhan xerofit “succulent”
Tumbuhan yang mempunyai organ tumbuh yang membesar
(membengkak) dan berdaging secara aktif dapat menyimpan organ air dalam organ
tersebut yang airnya akan digunakan pada musim yang kering dan ekstrim.
b.Tumbuhan xerofit “ non succulent”
Merupakan tumbuhan xerofit sejati.
-Adaptasi tumbuhan xerofit
Masyarakat
tumbuhan yang hidup dan tumbuh di habitat yang kering pada umumnya akan
mengembangkan atau memodifikasi organ tumbuhan (sebagian atau seluruhnya)
sebagai reaksi dan perilaku adaptasi terhadap lingkungannya.modifikasi
structural pada tumbuhan xerofit mempunyai 2 karakteristk/cirri yaitu :
a.Karakter
xeromorfik
Modifikasi structural
bersifat genetic dan menurun dengan kemampuan tumbuhan tidak terpengaruh oleh
kondisi lingkungannya. Tumbuhan tersebut hidup dan tumbuh di habitat gurun
pasir
b.Karakter
xeroplastik
Modifikasi structural
yang di sebabkan oleh kekeringan dan selalu berasosiasi dengan kondisi kering,
kekurangan air dengan kelengasan yang tinggi. Karakter ini tidak menurun dan
hilang juka factor lingkungan memungkinkannya. Adaptasi xerofitik yang penting
antara lain :
a)Adaptasi
morfologi
1.Akar
Adaptasi akar tumbuhan
xeromorfik pada umunya mempunyai modifikasi system perakaran yang
berkembang dengan baik, tumbuh memanjang
agar dapat mencapai lapisan tanah yang mengandung air yang banyak.
2.Batang
Beberapa karakteristik
adaptasi batang antara lain:
1)Batang
beberapa tumbuhan xeromorfik bertekstur keras dan mempunyai jenis kayu yang
baik, pada batang di atas tanah maupun batang di bawah tanah.
2)Lapisan
luar/ epidermis batang pada umunya diselaputi lapisan lilin yang tebal(misalnya
equisetum sp) atu bulu-bulu yang rapat (misalnya Calotropis gigantea),
3)Pada
beberapa jenis tumbuhan xeromorfik batangnya dapat mengalami modifikasi berupa
duri, misalnya tumbuhan Doranta sp, Ulex sp, dan sebagainya atau
batangnya menjadi pipih, seperti daun yang duduk dengan daun mendatar atau
tegak bewarna hijau dan berdaging. Modifikasi daun bentuk ini dinamakan
filokladium (phyllocladium) misalnya Opuntia sp (kaktus)dan Muchlenbeckia
sp (kokoloba)
4)Pada
tumbuhan succulent batang utama sering menjadi umbi (bulbus) dan berdaging.
Selain itu daunnya tumbuh langsung dari ujung akarnya, misalnya tumbuhan Kleinia
articulate.
3.Daun
Beberapa karakteristik
adaptasi daun antara lain:
1)Beberapa
tumbuhan xerofit daunnya sering gugur dengan cepat (caducous) untuk mengurangi
transpirasi dan evaporasi, atau kadang-kadang daunnya (sebagian besar tereduksi
menjadi seperti sisik misalnya pada Aparagus sp, atau cemara (Casuarina
equisetifolia)) atau daun seperti jarum misanya pada pohon Pinus merkusii,
2)Pada
tumbuhan Xerofit yang daunnya berdaging (succulent) berfungsi sebagai tempat
penyimpan cadangan air, lendir atau getah, daunnya akar tereduksi dan mengalami
modifikasi menjadi tempat penyimpanan bahan-bahan tersebut. Misalnya pada
tumbuhan Aloe spinossissima, Sedum acre, atau Kleinia ficides.
3)Pada
umumnya tumbuhan xerofit daunnya mereduksi, berkutikula tebal dilapisi lilin
yang mengandung silica dan bentuknya kecil seperti jarum dan berduri misalnya
terdapat pada daun pohon kaktus (Opuntia sp) atau Euphorbia
splendens.
4)Di
daerah berangin kencang seperti di tepi pantai atau di pegunungan, sering
terdapat tumbuhan xerofit batang dan daunnya berbulu dan berstomata yang
terbenam (cryptophore) yang terdapat di permukaan bagian bawah daun.
Tumbuhannya dinamakn “trichophyllous plants”
4.Bunga,
buah dan biji
Pada dasarnya bunga
selalu tumbuh dan berkembang pada kondisi lingkungan yang paling mengntungkan.
Buah dan biji terlindung oleh kulit yang cukup keras dan kadang-kadang
mempunyai lapisan tebal.
b)Adaptasi
anatomi
Pada
tumbuhan xerofit, adaptasi anatomis untuk mengefisienkan penggunaaan dan
pemanfaatan air. Cirri-ciri adaptasi anatomi tersebut yaitu:
1.Pada beberapa organ tubuhnya terdapat
proses deposisi lilin, proses lignifikasi dan kutinisasi pada permukaan epidermis
atau hypodermis.
2.Sel-sel epidermis kecil tetapi kompak
dangan rambut dan stomata yang terlindung dinamakan stomata kriptofor dan
jumlahnya cenderung lebuh sedikit. Sel-sel epidermis berlapis lilinn, tannin ,
resin, selulosa, dan sebagainya berfungsi sebagai pelindung atau penyerap panas
dan intensitas cahaya matahari.
3.Rambut epidermis bentuk bermacam-macam,
sederhana atau kompleks uniseluler atau multiseluler berguna untuk melindungi
stomata dan mencegah kehilangan air.
4.Struktur stomata kriptofor terdapat
dalam cekungan di bawah atau di atas permukaan daun,
5.Hypodermis tumbuhan xerofit letaknya
langsung di bawah epidetmisnya. Terdiri dari satu atau beberapa lapis kompak
dengan sel berdinding tebal. Hypodermis berasal dari epidermis, korteks batang
atau mesofil daun. Sel-sel tersebut mengandung tannin atau mucilage (lendir),
6.Jaringan dasar (ground tissue) pada
batang sebagian besar tersususn dari sel atau jaringan sklerenkhim. Jika daun
tumbuhan xerofit kecil dan cepat gugur maka fotosintesis jaringan klorenkima
paling luar langsung dihubungkan oleh stomata dengan atmosfer. Pertukaran gas
secara teratur berlangsung di batang. Pada batang dan daun tumbuhan succulent
jaringan dasarnya mengandung jaringan parenkim berdinding tipis yang berisi
atau menyimpan air, lendir, atau lateks sehingga batangnya membengkak atau
berdaging.
7.Pada daun xerofit sel-sel mesofil
bentyknya kompak. Sel-sel biasanya kecil, berbentuk spheris, kuboid, atau
melingkar dengan ruang antar sel sempit. Beberapa jaringan mesofil dikelilingi
oleh lapisan hypodermis yang tebal dan sklerenkhim, kecuali pada bagian bawah
daun. Lapisan ini untuk menepis cahaya matahari jika intenstas cahay terlalu
besar. Pada daun sklerenkhim dan parenkim berkembang dengan baik dan ekstensif,
dan tumbuhannya dinamakan tumbuhan sklerofilous dengan daun berjaringan
parenkim yang berdaging dan berguna menyimpan air.
8.Jaringan pengangkut atau conducting
tissue yaitu jaringan buluh kayu (xilem) atau buluh tapis (floem) pada tumbuhan
xerofit umumnya berkembang dengan baik.
c)Adaptasi
fisiologi
Pada
mulanya diperkirakan bahwa Adaptasi structural pada tumbuhan xerofit hanya
berguna untuk pengurangan transpirasi. Pada beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kecuali tumbuhan succulent, tumbuhan xerofit sejati menunjukkan adanya
laju transpirasi yang tinggi. Keadaan yang serupa ternyata laju transpirasi/
unit area tumbuhan tumbuhan xerofit,
laju transpirasi lebih besar daripada tumbuhan mesofit, hal yang sama untuk
jumlah stomata/ unit area. Hal yang terkait dengan beberapa sifat tumbuhan
xerofit yaitu:
1.Modifikasi
structural tumbuhan xerofit di atur fisiologi. Missal tumbuhan succulent sel
parenkim mengandung polisakarida, pentose, dan sejumlah senyawa bersifat asam
sebagai penahan panas. Konversi polisakarida menjadi pentose menyebabkan
terjadinya akumulasi air yang cukup banyak di dalam sel-sel parenkim sebagai
air cadangan.
2.Tumbuhan
succulent stomata terbuka di malam hari dan tertutup pada siang hari. Malam
hari respirasi berlangsung cenderung menghasilkan senyawa bersifat asam dan
jika konsentrasi osmotiknya meningkat menyebabkan aliran perpindahan massa air
ke sel penjaga (guard cell) di stomata sehingga membengkak dan stomata terbuka.
Sebaliknya siang hari senywa bersifat asam akan terurai menghasilkan CO2
untuk fotosintesis, akibatnya tekanan/ konsentrasi osmotic akan menurun, air
keluar dari sel penjaga dan stomata akan tertutup.
3.Di
dalam sel atau jaringan tumbuhan xerofit, komposisi kimia dari sitoplasma sel
secara aktif dikonversikan menjadi senyawa ke dinding sel. Misal senyawa
polisakarida akan dikonversikan menjadi selulosa, zat pectin, suberin
disisipkan dalam dinding sel, berbagai enzim seperti katalase atau peroksidase
terdapat di tumbuhan xerofit adanya senyawa aktif terhadap zat pati. Selain itu
tumbuhan xerofit adanya senyawa kimia yang mampu menyebabkan sitoplasma sel
menjadi kental dan mampu bertahan terhadap kekeringan dan suhu yang tinggi.
4.Adanya
lapisan kutikula tebal dan permukaan licin, sel epidermis kompak dan stomata
kriptofor dilindungi oleh rambut (sel trikoma)menyebabkan organ tubuh mampu
mengatur transpirasi dan evaporasi pad daun maupun batangnya.
5.Sitoplasma
bertekanan osmotic yang tinggi membantu mencegah tumbuhan layu, serta efektif
dalam membantu penyerapan air melalui akar.
C.TUMBUHAN
MESOFIT
-Pengertian
Tumbuhan mesofit adalah tumbuhan terrestris( daratan ) yang tumbuh dalam kondisi tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering, sering dinamakan lingkungan
mesik (Misra, 1980). Tumbuhan dalam kelompok ini tidak dapat tumbuh dalam
habitat/ tanah yang jenuh air dan tanah yang kering. Contohnya vegetasi hutan hujan, padang rumput, ladang atau
kebun. Komunitas mesofit terdiri
rerumputan, semak, herba dan vegetasi hutan hujan tropis (Shukla dan Candel,
1996).
-Pembagian kelompok tumbuhan mesofit
berdasarkan komunitas vegetasi utama yang menyusunnya
1.Komunitas
rerumputan dan herba
Komunitas rerumputan dan herba merupakan komunitas yang vegetasinya
tersusun vegetasi rumput dan herba semusim atau tahunan. Umumnya habitatnya
mempunyai curah hujan tahunan sekitar 25-75 cm/tahunan. Komunitas vegetasi ini
dibedakan atas beberapa tipe komunitas yaitu:
a.Komunitas
rumput dan herba di padang Arktik dan Alpine
Komunitas ini berada da daerah Arktik (kutub utara) dan di daerah puncak
pegunungan Alpin. Tumbuhannya tersusun dari vegetasi semak yang lembut dan
berukuran kecil. Vegetasi semak kadang bercampur dengan lumut bukan lumut
kerak. Komunitas rumput dan herba terdiri 2 komunitas yaitu Komunitas rumput
dan Komunitas herba yaitu tumbuhan herba dikotiledon seperti Delphinium sp,
Potentill sp, Ranunculus sp, Saxifraga sp.
.Lapangan rumput (Meadow)
Lapangan rumput(Meadow) sebagai penghubung antara jenis komunitas
rumput yang tersusun dari tumbuhan mesofit dan hidrofit, yang tumbuhan di
habitat yang tanahnya mengandung kadar air antara 60%- 80%. Vegetasi lapaangan
rumput terdiri dari herba tahunan yang tumbuh subur dan rimbun, dan saling
berdesakan (overcrowding). Tumbuhan umumnya berbatang tinggi, berakar rimpang(rhizoma). Daunnya berciri-ciri tumbuhan mesofitik yaitu berdaun tipis,
lebar, tumbuh mendatar dan bentuk lainnya ‘globrous’. Tumbuhan- tumbuhan yang
tumbuha dan hidup di daerah ini antara lain terdiri dari tumbuhan yang termasuk
suku Compositae, Graminae, Papilionaceae, dan Ranunculaceae yang tumbuha
melimpah.
c.Ladang dan
padang gembalaan (pasture dan cultivated)
Vegetasi ini umumnya mempunyai tumbuhan yang lebih pendek daripada lapangan rumput dan
habitatnya lebih terbuka. Vegetasi lading dan padang penggembalaan sering
mengalami gangguan yang dilakukan oleh hewan perumput dan hewan herbivore
lainnya. Tumbuhan yang tumbuh disini antara lain: rerumputan, herba, tanaman
dikotil, dan beberapa jenis lumut.
2.Komunitas
tumbuhan berkayu (semak belukar dan hutan)
Komunitas tumbuhan berkayu dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu
a.Semak belukar
Mesofitik
Komunitas vegetasi semak belukar mesofitik terdapat pada habitat yang
kondisi lingkungannya tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman brerupa pohon yang
akan membentuk vegetasi komunitas hutan. Kondisi tersebut sangat sesuai untuk
habitat komunitas vegetasi herbal yang kadang- kadang membentuk vegetasi
campuran antara tumbuha semak xerofitik dan mesofitik, seperti tumbuhan Salix
sp,Arabis sp, Lathyrus sp, Vicea sp, dan sebagainya.
a.Hutan Gugur
daun (Deciduous florest)
Hutan Gugur daun bercurah tinggi sekitar 75-100 cm/ tahun dengan suhu
udara sedang (moderat). Hutannya terdiri pohon yang menggugurkan daunnya ketika
suhu kering dan panas seperti di daerah tropika. Pepohonan ini mengandung mikroflora
dan akarnya mengandung mikorhizza. Tumbuhan epifit seperti lumut dan lumut
kerak tumbuh melimpah di permukaan batang pohon. Sebagian besar tumbuhan di
hutan gugur daun penyerbukannya dilakukan oleh angin. Hutan gugur daun
diberinama berdasarkan pohon-pohon dominanyang membentuk asosiasi hutan Quercus
spp, hutan Betula spp, hutan Fagus spp.
Pada daerah tropis bermusim kering dan musim jelas, pepohonannya akan
bersifat tropofit yaitu tumbuhan mesofit selama musim hujan tumbuhan tropofit
menjadi xerofit. Dedaunan akan mulai gugur pada permulaan musim hujan dan musim
kemarau. Tumbuhan bersifat tropofit beradaptasi terhadap kekeringan dan musim
hujan bersifat tunasnya berpelindung lebih baik, kulit pohon mempunyai lapisan
pelindung (epidermis) tebal dan modifikasi batang yang tumbuh di dalam tanah
akan bertunas pelindung terhadap kekeringan dan kedinginan. Contoh Tumbuhan
Conifer, missal pohon Tusan (Pisum spp).
b.Hutan yang
selalu hijau (Evergreen Forest)
Hutan ini ditemukan di daerah tropis, subtropics, daerah beriklim sedang
(temperate) di bumi bagian selatan. Pepohonan di hutan Evergreen biasanya
daunnya selalu hijau selam setu tahun sampai daun baru muncul.
Terdapat 3 macam hutan evergreen
yaitu
1)Hutan
Antartika, tumbuh di New Zaeland dan daerah lainnya. Suhu udara tahunannya
berkisar 5° C- 70°C dengan curah hujan banyak sepanjang tahun. Pohon penyusun hutan ini adalah pepohoana suku Coniferaceae,
Myrtaceae, Hymenophyllaceae, tumbuhan lumut hati.
2)Hutan
subtropics
Hutan ini terdapat di daerah curah hujan cukup tinggi, tetapi tidak
mempinyai perbadaan suhu yang besar antara musim dingin dan musim panas. Hujan
pada umumnya jatuh pada musim panas, jarang terjadi pada musim dingin. Hutan
subtropics terdapat antara lain di bagian timur Amerika Serikat, Brazilia
bagian selatan, Afrika Selatan, Australia Selatan, Australia Timur, Cina bagian
selatan dan Jepang. Pepohonan ini mencapai tinggi sekitar 30 m terdiri dari
pohon asam (Tamarindus sp),magnolia
(Magnolia aciminata), pohon Oak (Quercus spp) dan lumut-lumutan.
3)Hutan-hutan
tropika
Hutan ini terdapat di daerah tropis sekitar khatulistiwa dengan curah
hujan 1800mm/ tahun, suhu udra rata-rata lebih dari
24 °C. hutan hujan tropika terdapat di bagian tengah dan selatan Amerika,
Afrika Tengah, Kepulauan Pasifik, Brazilia, Indonesia, Malaysia, dan kawasan
tropis lainnya.
Hutan ini merupakan hutan yang kepadatan pohonnya sangat
tinggi dan jarang terganggu oleh komponen biotic lain dalam proses suksesinya
sehingga dinamakan hutan pemula (primeral forest) yang menjadi vegetasi klimaks
di seluuruh dunia. Hutan ini berciri
kelembaban tinggi sekitar 95%, suhu udara tinggi, hujan hampir tidak setiap
hari, tidak terdapat musim kering yang berarti, tanahnya kaya akan humus,
berwarna gelap, mempunyai porositas yang tinggi.
Vegetasi hutan hujan tropis bervegatasi subur kaya akan jenis dan tersusun
dari tumbuhan suku Lauraceae, Leguminoceae, Moraceae, atau Myrtaceae. Vegatasi
ini berlapisan stratifikasi pohon yang jelas terdiri pohon mencapai tinggi
40-50 m, disertai tumbuha bawah berupa semak, herba, lumut, Selaginella sp, dan
sebagainya. Di akar pepohonanya sering tumbuh jamur/ mikhorhiza, saprofit,
parasit seperti Raflessia spp,
Balanophora sp, Monotrapa sp, dan pada batangnya sering terdapat tumbuhan epifit dan liana.
Selain
terdapat kelompok adaptasi tumbuhan
berdasarkan ketersediaan air dan lingkungannya (kelompok hidrofit, xerofit,
mesofit) menyebutkan pula terdapat kelompok tumbuhan yang beradaptasi pada
tumbuhan lain sebagai tempat tumbuh dan hidup disebut tumbuhan Epifit, dan kelompok
tumbuhan yang telah beradaptasi terhadap lingkungan rawa payau (tumbuhan
halofit) disebut tumbuhan Mangrove atau tumbuhan bakau (Kusuma dan Ismono,
1995).
D.TUMBUHAN
EPIFIT
Nama epifit berasal
dari bahasa Latin, “epi”= di atas, “phyton”= tumbuhan, dan “epiphyton”=
tumbuhan yang tumbuh di atas pohon. Secara harfiah, tumbuhan epifit adalah
tumbuhan yang tumbuh di atas tumbuhan lain. Secara umum, epifit adalah tumbuhan
ototrof yang tumbuh pada permukaan tumbuhan tempat bertumpu secara tetap dan
tidak berakar di tanah. Epifit disebut pula “tumbuhan aerofit” (aerophyta)
yaitu suatu tumbuhan yang hidup di udara. Contohnya antara lain anggrek (Vanda teres), simbar menjangan (Platycerium bifurcatum), pakis duwit (Drymoglosum pilaselloides), beberapa
jenis alga, lumut (Tortura pagorum) atau
lumut kerak, misalnya Palmeria sp.
Epifit menyerap air
dari atmosfir dan menyerap unsur-unsur hara dan mineral dari kulit batang yang
membususk dari pohon tempat bertumpu. Karena tumbuhan epifit bersifat ototrof,
tumbuhan tersebut mensintesis karbohidrat dari air dan CO2 sendiri
dari atmosfir dengan bantuan sinar matahari yang membedakannya dengan tumbuhan
parasit atau liana karena tumbuhan epifit tidak berakar di tanah.
Habitat dan sebaran
epifit bermacam-macam, seperti di permukaan tumbuhan air yang terendam,
permukaan batang dan percabangan pepohonan, dan permukaan daun, batu-batuan dan
sebagainya. Vegetasi epifit terutama tumbuhan lumut, tumbuh melimpah di daerah
yang lembab dan sejuk, tetapi sangat sedikit tumbuh di daerah yang kering dan
beriklim dingin. Di daerah yang hangat dan basah, pada batang pohon yang
berlumut sering didominasi oleh tumbuhan epifit dari suku Bromeliaceae dan
Orchidaceae yang tumbuh melimpah. Di daerah hujan tropis, jenis-jenis epifit
umumnya terdapat di batang atau cabang di puncak-puncak pohon xerofit,
sedangkan di bagian bawah batang pohonnya tumbuh-tumbuhan “hygrofita”
(“hygrophytes”), yaitu tumbuhan yang menyukai kelembaban yang tinggi dan
naungan.
Tumbuhan epifit ternyata terdapat
pada bermacam-macam habitat. Beberapa jenis tumbuhan epifit tumbuh di permukaan
tumbuhan akuatik yang separuh tenggelam, sedangkan tumbuhan lainnya cenderung
merupakan tumbuhan yang menempati batang pohon atau cabang, bahkan tumbuh di
lamina daun (aerial). Selain itu tumbuhan epifit dapat pula tumbuh di batu
bahkan di tiang dan kawat telepon. Tortura
pogorum adalah tumbuhan epifit berupa lumut (moss) yang pada umumnya tumbuh
di batang pohon di daerah perkotaan karena memerlukan lingkungan dengan suhu
yang tinggi dan udara yang mengandung asap untuk pertumbuhannya yang normal.
1.Adaptasi
Struktural
Karena
tumbuhan epifit kebutuhan airnya tergantung dari hujan, embun dan uapi air di
udara maka tumbuhan epifit dapat beradaptasi secara struktural untuk dapat
menyimpan air dan mengurangi kehilangan atau kekurangan air. Adaptasi
struktural yang terpenting adalah sebagai berikut:
a.Adaptasi
morfologi
1)Akar
Pada tumbuhan epifit
berpembuluh (vascular plants) sistem perakarannya tumbuh berkembang dengan baik
dan luas, dan terdapat 3 jenis sistem perakaran, yaitu :
a)Akar penyerap (absorbsi), akar yang
berfungsi menyerap air, mineral dan bahan organis sebagai nutrien dari
celah-celah kulit batang pohon yang lembab dan telah membusuk yang menjadi
tempat tumbuhan epifit tumbuh,
b)Akar pelekat (clinging roots), akar yang
berperan agar tumbuhan epifit tetap melekat di permukaan batang pohon tempat
tumbuh dan menyerap nutrien dari humus dan debu yang terakumulasi di permukaan
kulit batang tumbuhan inang,
c)Akar udara (aerial roots), akar yang
posisinya menggantung di udara untuk menyerap air dari atmosfir dan berwarna
hijau (mengandung klorofil) sehingga dapat melakukan fotosintesis.
2)Batang
Batang tumbuhan epifit
berpembuluh maupun tidak (non-vascular plants), berkembang dengan baik atau
tidak. Beberapa jenis tumbuhan epifit kadang-kadang pada batangnya membentuk
batang “succulent” untuk menyimpan air yang bentuknya, seperti umbi (tuber)
atau gelembung, seperti bola palsu (pseudobulbous).
3)Daun
Daun tumbuhan epifit
pada umumnya mempunyai helai daun yang terbatas, beberapa jenis anggrek bahkan
hanya mempunyai satu helai daun pada musim pertumbuhan. Kadang-kadang daunnya
berdaging dan mempunyai lapisan epidermis pada kulit. Pada tumbuhan Dischidia nummularia, Platycerium
bifurcatum, Asplenium nidus, daunnya berubah atau mengalami modifikasi menjadi
seperti kendi (“pitcher”).
4)Buah,
biji dan penyebarannya
Buah dan biji tumbuhan
epifit pada umumnya disebarkan oleh angin, insekta dan burung. Jika biji jatuh
pada permukaan batang pohon atau tempat lainnya dan lingkungan yang sesuai maka
bijinya akan berkecambah dan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
b.Adaptasi
anatomi
Tumbuhan epifit
memiliki ciri-ciri struktur anatomi organ-organ tumbuhan seperti berikut :
1)Lapisan
kutikula pada daunnya tebal dan stomata berbentuk cekungan yang terbenam
(kriptofor) berada di bawah permukaan epidermisnya dan berguna untuk mengurangi
transpirasi dan kehilangan air, sedangkan pada sel organ yang berperan untuk
menyerap air seperti akar dan daun, epidermisnya tidak berkutikula.
2)Pada
tunmbuhan epifit yang berbatang “succulent” mempunyai jaringan yang berkembang
dengan baik sebagai tempat penyimpanan cadangan air.
3)Pada
akar udara (aerial roots) beberapa tumbuhan epifit di daerah tropis seperti
pada suku Araceae dan Orchidaceae, akan terbentuk jaringan
parenkima yang disebut jaringan “velamen”, yaitu suatu jaringan yang bersifat
higroskopis yang berperan untuk menyerap air dari atmosfir. Velamen mempunyai
“eksodermis” yang terdiri dari sel-sel yang dindingnya tebal berlignin dan
permeabel terhadap air. Velamen menyerap dan menahan uap air yang diserap
melalui sel pelalu (passage cell) pada eksodermis (Hidayat, 1995).
4)Struktur
anatomi organ lainnya serupa dengan struktur anatomi tumbuhan mesofit.
2.Macam-macam
Tumbuhan Epifit
Shimper
(dalam Shukla dan Chandel, 1996), telah membagi tumbuhan epifit menjadi 4 tipe,
yaitu:
a.Protoepifit
Tumbuhan epifit ini
mendapatkan nutrien sebagai sumber makanannya dari permukaan tempat tumbuhnya
(batang pohon, daun atau batu) dan atmosfir. Tumbuhan epifit ini tidak
membentuk struktur organ adaptasi khusus, kecuali akar udara dan velamen.
Misalnya Peperonis sp, Dischidia
nummularia, dan beberapa tumbuhan paku-pakuan epifit.
b.Hemiepifit
Tumbuhan epifit pada
mulanya tumbuh di permukaan batang pohon atau tempat lainnya, tetapi kemudian
berhubungan dengan tanah melalui akar udara, misalnya Scindapus officinalis. Selain itu dapat pula terdiri dari tumbuhan
yang batangnya memanjat dan melekat di tumbuhan yang ditumpanginya kemudian
putus hubungan dengan tanah karena batang bagian bawahnya yang terdapat di
tanah secara berangsur-angsur mati, dan sisa ujung batangnyatumbuh sebagai
tumbuhan epifit. Tumbuhan macam ini dinamakan tumbuhan “pseudoepifite”.
c.Epifit
Sarang
Tumbuhan epifit ini
mempunyai organ tubuh yang berkemampuan untuk memperoleh air dan humus dalam
jumlah yang cukup untuk kehidupannya melalui sistem perakarannya yang bentuknya
seperti sarang. Contohnya adalah anggrek kalajengking (Arachnis mangayi), anggrek merpati (Dendrobium crumenatum), atau anggrek bulan (Phalaenopsis anabilis).
d.Epifit
Kantung Air
Tumbuhan epifit ini mempunyai akar
yang bentuknya seperti jangkar dan terdiri dari jalinan serabut fibrosa yang
berkembang dengan baik yang berfungsi sebagai kantung untuk penyerapan dan
tempat penyimpanan air. Selain itu daunnya juga dapat menyerap air dan melakukan
proses fotosintesis. Contohnya adalah Nidularium
sp, Tillandria sp, dan beberapa jenis tumbuhan epifit yang termasuk dalam
suku Bromeliaceae(Suswanto
Rasidi. 2004: 6.24-6.27)
E.
TUMBUHAN HALOFITA DAN VEGETASI
MANGROVE
1.Tumbuhan
Halofita
Berbagai
jenis tumbuhan tertentu dapat tumbuh dan hidup di habitat yang mengandung kadar
garam yang tinggi. Tumbuhan yang hidupnya demikian dinamakan tumbuhan halofita
(halophytes). Misra (1980) menyebutkan tumbuhan halofit sebagai tumbuh-tumbuhan
yang tumbuh di habitat tanah atau air yang kaya akan senyawa garam (antara lain
NaCl). Beberapa jenis tumbuhan seperti Bit (Beta
vulgaris) atau Alfalfa (Alfalfa
lucerne) yang bukan merupakan tumbuhan halofit, tetapi tumbuh di tanah yang
bergaram dan disebut dengan tumbuhan “halofit fakultatif”
Dalam
lingkungan tanah atau perairan dengan kadar garam yang tinggi, sebenarnya
tumbuhan halofit kadang-kadang tumbuh di lingkungan yang kadar airnya cukup
(jernih), tetapi sebenarnya cukup tersedia air yang diperlukan. Hal ini karena
tingginya kadar garam di dalam tanah atau perairan tersebut sehingga air tidak
dapat diserap oleh tumbuhan yang tumbuhan di habitat tersebut. Untuk itu
tumbuhan halofit harus mempunyai toleransi atau beradaptasi pada lingkungan
yang secara fisik basah, tetapi secara fisiologis kering. Toleransi atau
adaptasi yang dilakukan tumbuhan halofitnpada umumnya dengan mengakumulasi
garam dan mensekresikannya kembali atau menyimpannya dalam organ khusus di
dalam daun yang disebut “kelenjar garam” (salt gland) dan membatasi
perkecambahan, pertumbuhan atau reproduksi pada musim-musim tertentu.
Jenis-jenis
tumbuhan yang tumbuh pada relung ekologi yang habitatnya berkadar garam cukup
tinggi (walaupun jauh dari laut) yang mengandung NaCl, CaSO4, atau KCl dan akan
berkurang pada musim hujan disebut tumbuhan “pseudo halofit” (halofit semu). Jenis-jenis
tumbuhan tersebut antara lain adalah Chaenopodium album, Sueda fructicosa atau Tamarix articulata. Tumbuh-tumbuhan ini
sering membentuk komunitas yang vegetasinya melimpah dan membentuk formasi
“mikro edafik”.
Stocker
pada tahun 1933 (dalam Shukla dan Chandel, 1996) adalah peneliti yang pertama
kali mengelompokkan habitat yang mengandung garam (saline habitat) dengan
tumbuhan yang telah beradaptasi pada habitat tersebut. Habitat tersebut adalah
:
a.Habitat
Akuatik-halin, misalnya Avicennia spp
atau Rhizophora spp
b.Habitat Teresto-halin, terdiri dariHabitat Higrohalin dan Habitat Mesohalin dan habitat
Xerohalin, misalnya Spartina sp dan Sueda maritime
c.Habitat
Aero-halin, terdiri dari habitat yang terkena siraman atau percikan garam dari
lingkungan laut dan habitat yang terkena debu garam dari lingkungan padang
garam., misalnya Aegicera corniculatum atau
Sechium edule. Selain itu tumbuh-tumbuhan
yang tumbuh dan hidup pada habitat yang tanah atau perairannya berkadar garam
(NaCl) antara 0,01-0,1% disebut “tumbuhan oligofit”, antara 0,1-1% disebut
“tumbuhan mesohalofit”, dan >1% disebut “tumbuhan euhalofit”
Garam-garam
terlarut pada umuumnya akan berpengaruh terhadap tumbuhan halofit pada tekanan
osmotik dan berbagai reaksi kimi di dalam sel. Ciri-ciri toleransi dan adaptasi
yang penting yang menandai tumbuhan halofit adalah sebagai berikut :
1.Tumbuhan yang tumbuh di tanah yang
mengandung garam pada umumnya berkecambah, tumbuh dan berkembang di musim hujan
ketika kadar garam mengalami pengenceran dan berada di bawah zona perakaran.
2.Pada
kebanyakan tumbuhan, perkecambahan dan pertumbuhan biji akan terhambat dan
tidak dapat tumbuh pada lingkungan berkadar garam, sedangkan pada tumbuhan
tertentu pertumbuhan kecambah dan biji dapat berlangsung secara “vivipari”,
misalnya pada tumbuhan bakau (Rhizophora spp) yang mempunyai hipokotil
yang telah masak dan berkecambah di atas pohon
3.Tumbuhan
halofit pada umumnya mempunyai sistem perakaran yang dangkal, akarnya yang ada
di permukaan akan berguna untuk menyerap nutrien dan membantu aerasi karena
akarnya terendam air hujan atau air laut.
4.Kebanyakan
tumbuhan halofit merupakan tumbuhan berdaging tebal, mengandung air dan
bersifat “succulent” karena pengaruh garam-garam yang terlarut dalam tanah,
khususnya ion-ion khlorida yang menstimulasi ciri-ciri tersebut.
2.Tumbuhan
Mangrove
Tumbuhan
halofit yang termasuk dalam kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
yang kebanyakan tumbuh dan hidup di rawa-rawa pantai. Dapat dibagi menjadi 2
buah kelompok, yaitu :
a.Tumbuhan halofit yang tumbuh terendam
air laut (hidrohalofit) yang terdiri dari tumbuhan mangrove
b.Tumbuhan
payau di tepi pantai (higrohalofit) yang terdiri dari tumbuhan rawa pantai
(salt marsh) dan tumbuhan yang berada di dataran tinggi di tepi laut
(aerohalofit)
Salah
satu vegatasi halofit yang penting yang tumbuh di perairan rawa payau di tepi
pantai yang membentuk suatu komunitas vegetasi yang khas dan dipengaruhi oleh
pasang surut adalah vegetasi mangrove. Vegetasi mangrove pada umumnya terdiri
dari komunitas vegetasi halofit yang terbentuk dari berbagai formasi tumbuhan
berupa pepohonan dan semak. Tumbuhan mangrove pada umumnya tumbuh lebat di
kawasan pantai yang berlumpur, delta muara sungai besar, laguna dan teluk yang
terlindung (estuaria) atau di pulau-pulau karang yang pantainya berpasir
(Sukardjo, 1984)
Komunitas
vegetasi hutan yang terdapat dan tumbuh di habitat payau disebut “vloedbosh”
atau hutan pasang surut atau lebih sering dinamakan hutan mangrove, sering
padanannya dinamakan juga hutan bakau (Kartawinata, dkk, 1978). Berdasarkan
kondisi ekologi lingkungannya, tumbuh-tumbuhan yang terdapat di hutan bakau
atau hutan mangrove mempunyai kebutuhan ekologi yang disukai atau ekologi
preferensi (ecological preference) tertentu. Menurut Steenis (1958), Misra
(1980) dan Sukhla dan Chandel (1996), ekologi preferensi tumbuhan mangrove
adalah sebagai berikut :
1.Perairan yang dangkal berlumpur tebal
2.Habitat
berlumpur atau berpasir yang selalu terendam air payau yang kaya akan materi organic
3.Terdapat
di kawasan tropis atau subtropis yang mempunyai kelembaban dan curah hujan yang
cukup tinggi
4.Tumbuhannya
mempunyai ketahanan terhadap salinitas, frekuensi genangan dan kedalaman
tertentu, serta tahan terhadap arus dan ombak
5.Kondisi
perkecambahan dan pertumbuhannya sangat berkaitan dengan faktor-fktor tersebut
di atas
Ciri-ciri
adaptasi yang terpenting dari tumbuhan bakau, antara lain :
1.Daunnya mempunyai sel epidermis,
kutikula yang tebal dan jaringan palisade yang berkembang dengan baik. Daunnya
mempunyai kapaitas untuk menyimpan air.
2.Mempunyai
sistem jaringan akar berupa akar napas atau pneumatofora (Avicennia spp), akar tunjang (Rhizophora
spp), dan akar lutut (Bruguera spp)
3.Mempunyai akar pneumatofora geotropik
negatif yang berfungsi untuk bernapas
4.Perkecambahan
biji berlangsung di dalam buah dan membentuk hipokotil yang bentuknya memanjang
(vivipari) sehingga jika jatuh dapat menancap di lumpur, misalnya pada Rhizophora spp
Watson
(dalam Sukardjo, 1984), mengelompkokan vegetasi mangrove menjadi 2 kelompok,
yaitu :
1.Kelompok utama yang terdiri dari suku
Rhizophoraceae dan marga Sonneratia, Avicennia dan Xylocarpus
2.Kelompok
tambahan yang terdiri dari tumbuhan Excoecaria
agallocha, Acrostichum aureum, Acanthus ilicifolius, dan sebagainya
Di
hutan mangrove, terdiri dari tumbuhan mangrove berupa pohon, komunitas
vegetasinya sering bercampur dengan tumbuhan bukan mangrove (kelompok tambahan)
berupa pohon, perdu atau semak yang tumbuh di lantai hutan atau di hutan bakau
yang terbuka. Jenis-jenis tumbuhan tersebut antara lain Nypa fructicans, Pandanus spp,
Phragmites karka, Glochidion littorale, Acrostichum aureum (paku laut), Acanthus ilicifolius (jeruju), dan
sebagainya.
Komunitas
mangrove di Indonesia tercatat 35 jenis tumbuhan berupa pohon, 9 jenis terna, 5
jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis tumbuhan parasit.
Selain itu, jenis-jenis tumbuhan umum yang terdapat di hutan mangrove dari laut
ke darat, antara lain adalah Avicennia
spp, Sonneratia caseolaris, Rhizophora spp, Xylocarpus granatum, Lumnitzera
spp,Bruguiera spp,Excoecaria agallocha, Baringtonia spp, Pandanus tectorius,
Acanthus spp, Acrostichum aureum, dan beberapa jenis paku-pakuan dan
anggrek (Sukardjo, 1984).
DAFTAR
PUSTAKA
Suswanto, Rasidi. 2004. Ekologi
Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka Press
Hi, I'm Jane Smith and I write Transition Mom Blog to help women make the transition from full-time mom to successful entrepreneur (the reader's problem or goal). I started Transition Mom Blog in 2004 to help other women deal with the sometimes overwhelming prospect. I write Transition Mom Blog to help women.
suka ngeribetin sesuatu yang nggak perlu diribetin. Ceria, mudah histeris, lebay, sering tertawa nggak jelas, salting maniak, movie freak, trendsetter imagining. Coret-coret sembarangan adalah bagian tak terpisahkan dari jejak petualanganku di dunia aneh yang tak terkendali ini. That's all, it's me.