Angin

Gadis pantai duduk di tepian ombak, di tengah butir-butir pasir basah nan lembut dan kerang kecil warna-warni

Mencari angin, karena tak tahu darimana ia bertiup dan kemana ia akan berhenti berhembus

Gadis pantai merenung :

….

Kalian seperti angin


Datang dan pergi begitu saja. Tak teraih. Tak tergenggam. Tak terlihat. Tapi aku bisa merasakannya


Kamu seperti angin laut


Hadir dalam setiap siangku. Memberi kesejukan ketika atmosfer di sekelilingku terasa panas menyesak jiwa


Tapi aku tak bisa selamanya menunggumu, sendirian di tepi pantai. Hanya ditemani suara ombak dan awan-awan bersih di atas sana


Kau menyegarkanku, tapi aku tak tahan terlalu lama di bawah terik matahari


Kamu seperti angin darat


Hadir dalam setiap malamku. Memberi kedamaian ketika cuaca di sekitarku tak mampu membuatku tersenyum dan tertawa lepas


Untuk saat ini aku ingin selalu menemuimu ketika malam merambah semesta. Tapi aku tak bisa selalu berada di pantai ini. Ombak ketika malam begitu mengerikan, terlalu gelap untuk tetap disana sendirian


Aku harus pulang ke rumah dan lalu tertidur sambil menunggu misteri, siapa yang akan datang dalam mimpiku


Aku menyukai senja karena itu membuatku dekat dengan kedua angin


Tapi tetap saja itu belum bisa membuatku memutuskan


Biarlah aku disini dulu, di garis batas ini sampai aku tahu pasti : sebenarnya aku ingin menjadi apa?


Siang ataukah malam?


Kadang terlintas untuk menjadi siang. Tapi aku takut memandang matahari


Aku takut terbakar sendirian dan hembusan anginmu tak cukup untuk memadamkan api ini


Kadang terpikir aku ingin menjadi malam saja. Selalu menemani angin darat bertiup ke lautan lepas


Siapa tahu angin akan melambungkanku ke langit luas untuk memetik satu bintang kecil untuk menerangi awan-awan


Entahlah...


….

Kalian seperti angin


Hanya singgah sejenak menyibak rambut si gadis lalu berhembus entah kemana


Dan pada akhirnya si gadis pantai harus beranjak juga setelah menunggu di tepian pantai


Berdiri ia dengan sorot mata bercahaya, dibersihkannya tubuhnya dari serpihan pasir pantai


Dipandangnya sejenak awan-awan putih di atas sana, dan dengan tersenyum ia meninggalkan pantai tanpa bertanya lagi


….

Angin laut dan angin darat, kalian sama-sama angin


Kalian sama-sama istimewa, kalian dapat hadir dalam satu hari, tapi tidak dalam waktu yang bersamaan


Hatiku ada satu. Biar saja ia menunggu sampai menjadi yakin


Mungkin ia berharap menjadi malam karena siang hari terlalu sering membakarnya


Mungkin ia takut hangus sekali lagi dan kuatir tak ada angin yang bisa kembali menguraikan kesedihannya


….

Saat ini biarkan saja si gadis pantai beranjak pergi


Ia masih punya cukup banyak semangat dan harapan


Harapan yang ia titipkan pada awan-awan putih dengan tersenyum manis


Senja mulai datang dan si gadis pantai berlari meninggalkan ombak, sambil meninju kecil di udara ia berteriak riang : "Suatu saat aku akan bertiup bersama angin!"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar